Powered By Blogger

Senin, 04 Maret 2013

Pasar Alas Minta Direlokasi



SUMBAWA   Kecamatan Alas yang berada di wilayah Barat Kabupaten Sumbawa terus tumbuh. Karena lokasinya yang strategis Alas menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang maju. Namun belakangan keberadaan pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat yang maju pesat justeru menimbulkan masalah baru. Oleh karenanya, mulai muncul keinginan untuk merelokasi pasar tersebut ke tempat yang lebih representatif.
Terutama persolan kemacetan lalu lintas di depan Pasar Alas menjadi polemik tak kunjung padam. Setiap pagi, kata kepala Pasar Alas Mishar L. Kohe, kemacetan lalu lintas tak dapat dihindari. Selain itu, untuk pengembangan pasar kedepan di lokasi yang ada tidak memungkinkan.
“Kemacetannnya luar biasa. Terutama pada pukul 07 pagi hingga pukul 09. Ini sudah berlangsung selama lima tahun terakhir karena perkembangan pasar dan pesatnya pertumbuhan ekonomi kita,’’ ujar Mishar L. Kohe yang ditemui wartawan, kemarin.
Selain karena kemacetan yang kerap terjadi, lanjut Mishar luas pasar tidak memungkinkan untuk dilakukan pengembangan kedepan. Akibatnya banyak komponen yang sedianya bisa dijadikan objek penambahan PAD dari retribusi pasar justeru tidak dapat diambil. Alasan pedagang tidak membayar retribusi karena mereka berada diluar kawasan pasar. Para pedagang menyewa lahan dari warga sekitar pasar.
Hampir setiap hari kata dia, masuk pedagang-pedagang baru mengisi pasar tersebut. Yang paling banyak pedagang bakulan. Akibat kecilnya kapasitas pasar, para pedagang tidak lagi dapat tertampung dalam areal. Tidak jarang pedagang justeru mengambil tempat lain diluar pasar hingga trotoar dan bahu jalan.
“Tidak heran jika kemacetan luar biasa sering terjadi. Kapasitas pasar yang kecil sudah tidak mungkin untuk menampung pedagang yang terus membludak. Selain itu, kondisinya menjadi kumuh dan kotor. Kami sering meminta agar pasar ini segera di relokasi. Terutama dalam Musrenbang kecamatan sejak dua tahun terakhir,’’ tukasnya.
Dituturkan Mishar, pasar tersebut berdiri diatas lahan seluas setengah hektar sejak tahun 1974 dan terus dipergunakan masyarakat sampai saat ini. Sudah ada beberapa kali pembangunan dan perbaikan yang dilakukan dengan dana swadaya para pedagang. Terakhir ditahun 2011 lalu, oleh  pemerintah daerah juga dibangun fasilitas penjualan ikan.
Untuk merelokasi pasar tradisional kelas II ini, menurut dia membutuhkan lahan minimal sekitar 2 hektar untuk membangun pasar yang representatif. Sementara ini, sudah berkembang dua wacana tempat yakni bekas gudang kapas dan lahan padak di dekat pelabuan Alas.

Tidak ada komentar: