Powered By Blogger

Jumat, 09 Desember 2011

Komisi IV Sambut Positif Demo SERPOG

Balakuning KM Sumbawa, Aksi unjuk rasa yang menuntut peningkatan upah  pekerja di gedung DPRD Sumbawa Kamis 8 Desember 2011 direspon positif oleh Komisi IV DPRD dan dinas teknis. Ketua komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi, meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat memenuhi hak – hak para pekerja dan buruh.
Begitu juga terhadap setiap pemilik usaha, tidak diperkenankan untuk melarang pekerja membentuk serikat pekerja, pemutusan hubungan kerja atau PHK, menurunkan jabatan dan mutasi serta melakukan intimidasi dalam bentuk apapun.
Menanggapi persoalan karyawan PT NSS dan PT NSC, Sambirang membeberkan bahwa kedua perusahaan itu sebenarnya satu manajemen.
“Di dalam PT NSS terdapat 37 tenaga kerja dan 4 orang diantaranya menerima upah di bawah UMK yakni sebesar Rp. 450 ribu per bulan. Sedangkan di PT NSC terdapat 45 tenaga kerja, 13 orang di antaranya menerima upah yang sama,” ungkap Sambirang yang ditemui Jum’at (9/12)..
Selain itu dari hasil pemeriksaan dinas teknis ditemukan beberapa perjanjian dibuat dengan system magang. Menurut Sambirang, system magang tersebut sangat bertentangan dengan ketentuan undang – undang nomor 13 tahun 2003. Di dalam manajemen dealer resmi honda tersebut juga masih ditemukan beberapa karyawan yang tidak diberikan tunjangan hari raya keagamaan seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri RI nomor 4/ Men/ 2004. Pelanggaran lainnya, tambahnya, ditemukan karyawan yang bekerja melebihi 40 jam dalam seminggu, namun tidak pernah dibayar upah lembur kelebihan jam bekerja. Bahkan persoalan yang sempat mencuat, yakni ditemukannya 5 orang karyawan yang dikenakan mutasi inprosedural. Temuan terakhir dari 37 karyawan PT NSS, 4 orang diantaranya tidak diikutkan dalam jamsostek.
Begitu juga PT NSC, dari 45 tenaga kerja, 13 orang di antaranya tidak diikutkan dalam jamsostek. Sambirang menegaskan pihaknya akan berupaya menempuh langkah penyelesaian yang solutif. Dikatakan, mengingat seluruh tuntutan karyawan bersifat normative maka pihak perusahaan berkewajiban untuk memenuhi tuntutan para tenaga kerja sesuai amanat undang – undang ketenagakerjaan. Sambirang memaparkan, pengawas tenaga kerja Disnakertrans Kabupaten Sumbawa pada tgl 29 oktober 2011 lalu telah membuat nota pemeriksaan pertama untuk dapat diperhatikan oleh PT NSS dan PT NSC. Kepada kedua perusahaan tersebut diberi kebijakan untuk dapat menjawab secara tertulis serta dilaksanakan dalam tempo satu minggu atau 7 hari.
Ia meminta kepada pihak Disnakertrans agar menunda proses mutasi terhadap 5 karyawan perusahaan tersebut dan tetap dipekerjakan sebagaimana biasanya.
Jika karyawan itu mengundurkan diri maka pemerintah menganggap telah melakukan PHK secara sepihak dan perusahaan wajib untuk membayar hak – haknya untuk memenuhi rasa keadilan.

Jumat, 02 Desember 2011

PLTA Brang Beh Segera Dibangun

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) segera dibangun di Kabupaten Sumbawa. Pembangunannya akan dilaksanaakan langsung oleh PT. PLN Persero Pusat dengan lokasi Breang Beh Dusun Senawang Kecamatan Orong Telu.
Saat ini pihak Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup (BPM-LH) Kabupaten Sumbawa tengah membahas analisis dampak lingkungan pembangunan PLTA berkapasitas 26 Mega Watt tersebut.
“Pembangunan PLTA sedang dalam tahap penyusunan dokumen lingkungan dan sudah sampai pada tahap penetapan penyusunan kerangka acuan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal),” ungkap Kepala BPM-LH Kabupaten Sumbawa, Ir. Dermawan yang ditemui Rabu (30/11).
Diharapkan seluruh proses yang dilakukan dapat berjalan lancar seperti perizinan dan dokumen lainnya yang diperlukan dalam pembangunan PLTA tersebut.
Dengan adanya PLTA Brang Beh ini diharapkan kebutuhan listrik bagi warga di Kabupaten Sumbawa dapat terpenuhi.

Senin, 10 Oktober 2011

Sumbawa Besar. Bala Kuning Sumbawa Hari Jum’at 19 Agustus 1977 sekitar pukul 13.00 WITA merupakan saat kelabu bagi warga yang tinggal di Ai Ketapang Desa Lunyuk Besar, Kabupaten Sumbawa.
Seusai umat muslim mendirikan sholat Jum’at, tiba-tiba dikagetkan dengan kejadian gempa bumi yang sangat dasyat.
Pusat gempa yang terjadi di bulan puasa itu, berada di Samudera  Indonesia sebelah Barat Daya Pulau Sumba (NTT).

Menurut perhitungan  Pusat Meteorologi dan Geofisika, pusat gempa atau episenter berada di laut pada posisi 118.6* BT – 11,8* LS pada kedalaman sekitar 33 kilometer. Kekuatan gempa diperkirakan  mencapai  8 Skala Reichter  (SR).
Satu jam sebelumnya, sempat terjadi gempa pendahuluan yang kekuatannya sekitar 6,2 SR.
Meski pusat gempa berada jauh dari daratan dan di bawah permukaan laut, namun bencana tak dapat dielakkan dengan terjadinya gelombang pasang atau tsunami yang melanda sebagian besar pantai selatan dari deretan Nusa Tenggara, meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba.
Kerusakan akibat gempa tidak begitu parah, melainkan hanya terjadi keretakan pada dinding-dinding bangunan.  Kecuali bangunan yang tinggi seperti menara yang pada umumnya mengalami kerusakan cukup parah disebabkan oleh getaran horisontal dengan durasi cukup panjang.
Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 198 orang tewas atau hilang dan lebih dari 1.000 orang menderita.
Sementara kerugian material diperkirakan mencapai Rp. 230 juta  lebih yang sebagian besar disebabkan oleh gelombang pasang  ( tsunami ) yang terjadi beberapa saat setelah gempa.
Tsunami menghantam daerah-daerah pantai yang berbentuk landai, teluk atau muara sungai, dimana tempat-tempat seperti itu pada umumnya merupakan daerah pemukiman masyarakat.
Gelombang terbesar dikhabarkan terjadi di pantai Ai Ketapang  Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa dengan ketinggian sekitar 8 meter.
Sebagian besar penduduk setempat tidak mengetahui akan datangnya bahaya tsunami setelah terjadinya gempa dan bahkan tercengang menyaksikan surutnya air laut secara mendadak tidak seperti  biasanya.
Penduduk di beberapa tempat telah mendengar bunyi ledakan seperti bom beberapa saat setelah terjadinya getaran gempa dan sebelum datangnya gelombang pasang.
Menurut keterangan warga yang berdekatan dengan pusat gempa, bahwa bunyi tersebut terjadi berulang-ulang sampai 3 kali.
Air laut tiba-tiba menjadi keruh berwarna kehitam-hitaman dan berbau aneh amat menyengat .
Di beberapa tempat dilaporkan adanya kenaikan suhu air laut. Diperkirakan kondisi itu disebabkan oleh penyerapan panas dari pantai.
Beruntung, gempa yang terjadi pada 19 Agustus 1977 itu  di saat air laut sedang surut ( low tide) sehingga tinggi gelombang relatif rendah.
Pusat gempa di sebelah selatan Kepulauan Sunda Kecil merupakan daerah pertemuan antara 2 lempeng kulit bumi, yakni lempengan Indo Australia di sebelah Selatan dan Lempengan Asia di sebelah Utara.
Lempengan Indo Australia yang bergerak ke arah Utara menghimpit ke bagian bawah Lempengan Asia dengan membuat sudut kemiringan yang tajam.
Di daerah  pertemuan antara kedua lempengan itu terdapat daerah subduction yang diwujudlan dengan adanya parit Laut Jawa (Java Trench ) yang sejajar dengan busur kepulauan Sunda Kecil dengan kedalaman maksimum sekitar 6.000 meter.
Di sebelah  utara dari parit laut itu terdapat cekungan Lombok dengan kedalaman 4.000 meter.
Di daerah ini banyak terdapat sumber gempa bumi dangkal yang merupakan pelepasan energi yang terkumpul sebagai akibat dari gaya-gaya tegangan yang berekrja secara terus menerus.
Karena kemiringan bidang lempengan ke arah Uitara, maka sumber-sumber gempa bumi semakin dalam ke arah tersebut .







Dari hasil survey lokasi Tim Kordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (TKP2BA) saat itu, diperoleh informasi  sbb :
- Benoa ( Bali ), tinggi gelombang sekitar 2,5 meter dari permukaan laut. Gelombang datang sebanyak 3 kali.
- Labuhan Aji  (Lombok Timur ),  masyarakat setempat mendengar  suara ledakan sebanyak 3 kali secara berturut-turut dengan selang waktu sekitar 1 menit. Tinggi gelombang sekitar 4 meter.  Air laut berwarna hitam masuk ke daratan sekitar 150 meter.
- Pantai Awan (Lombok Tengah ), terdengar ledakan 3 kali berturut- turut .  Tinggi gelombang sekitar 4 meter.
- Kuta (Lombok Tengah ), ledakan sebanyak 3 kali.  Air laut surut  sejauh 300 meter dari bibir pantai  kemudian datang gelombang pasang yang mencapai darat sekitar 200 meter.
- Ampenan (Lombok Barat ), hanya dirasakan geteran gempa bumi, namun tidak disertai tsunami atau gelombnag pasang.
-  Ai Ketapang Lunyuk (Sumbawa ), getaran kuat selama 5 menit, ledakan sebanyak 3 kali, air surut sejauh 400 meter, kemudian disusul dengan datangnya gelombang pasang masuk ke darat sejauh 500 meter. Tinggi gelombang diperkirakan 5 – 8 meter.
-  Larantuka ( Sumba Barat),  tidak terdengar suara ledakan, terjadi getaran selama beberapa menit kemudian disusul air surut dan gelombang laut dengan ketinggian sekitar 5 meter.

Mortir Ditemukan Nelayan



Sumbawa Besar, Bala Kuning
Sebuah bom jenis mortir ditemukan oleh nelayan di pesisir Pantai Labuhan Badas, Kamis (6/10/2011) sekitar pukul 14.00 wita.
Di bagian mesiu bom tersebut tertulis kode 8-7 4R, diperkirakan seberat 3 kg dengan panjang sekitar 30 cm.
Kasubden 2 Den A Brimob Polda NTB, AKP Lamiren yang ditemui di TKP, Jumat (7/10) menyatakan, pihaknya akan melakukan identifikasi untuk mengetahui aktif atau tidaknya bom tersebut.

“Namun jika dilihat dari kondisinya diduga bom ini masih aktif karena pemicu ledakan tempat mesiu belum hancur dan masih utuh,” jelas Lamiren.
Menurutnya, bom jenis mortir ini diperkirakan bekas peninggalan Perang Dunia ke-II, mengingat pada jaman kolonial Belanda selalu membombardir fasilitas perhubungan seperti pelabuhan atau dermaga pelayaran dan bandar udara.
Diduga bom itu tidak meledak lantaran tidak mendapat benturan dan jatuh di air rawa – rawa atau lumpur.
“Bom ini memiliki hulu ledak tinggi atau high eksplosif dengan daya ledak sekitar radius 100 meter,” terangnya.
Di tempat yang sama, perwira piket Kompi Senapan B Sumbawa, Sertu Sabri mengungkapkan, awalnya mortir tersebut ditemukan oleh seorang nelayan setempat, Zainuddin di pesisir pantai dekat dermaga kayu wilayah Labuhan Badas pada kamis (6/10).
“Bom itu sempat dibawa pulang oleh Zainuddin dengan niat untuk dikoleksi karena bentuknya menarik. Namun salah seorang temannya memberitahu bahwa benda itu adalah bom yang masih aktif dan bisa meledak sehingga dikembalikan lagi ke tempat semula,” paparnya.
Keesokan harinya, lanjutnya,  Zainuddin melaporkan kepada pihaknya tentang temuan bom tersebut. Oleh pihak Kompi Senapan B disarankan untuk melaporkan ke Pos Polisi terdekat sembari diberitahu bahwa pihak brimob selaku tufoksi masalah bahan peledak.
Mortir berbahaya tersebut akhirnya dievakuasi oleh tim jihandak brimob dengan cara membungkusnya dengan Bom Blangket semacam selimut. Selanjutnya diamankan di Markas Kompi Brimob untuk dilakukan identifikasi tentang aktif atau tidaknya.

Senin, 29 Agustus 2011

Amankan Idul Fitri, Polres Sumbawa Siagakan 120 Personel

Bala Kuning Sumbawa.
Jajaran Kepolisian Polres Sumbawa, menerjunkan kekuatan sebanyak 120 personel tersebar di seluruh Kecamatan untuk mengamankan hari raya Idul Fitri tahun ini.
Selain personel kepolisian, pengamanan lebaran kali ini juga didukung petugas dari instansi terkait lain. Pengamanan ini bagian dari operasi Ketupat Gatarin 2011 sejak Selasa (23/8) hingga Rabu (7/9) mendatang.
Di sejumlah titik yang dianggap butuh pengamanan dan pelayanan, Polres telah membaginya dalam 5 titik, antara lain pos pengamanan (pam) di Terminal Alas, Pos Pelayanan di Terminal Sumer Payung, Pos Pemantauan di simpangan Sernu, Pos Pelayanan di simpangan Dinas Peternakan serta Pos Pengamanan di Langam.
Kabag Ops Polres Sumbawa, AKP. Eko Supriadi, mengatakan, pos pengamanan bertugas untuk pengamanan baik arus mudik maupun arus balik, pos simpatik untuk melayani masyarakat dalam hal jika masyarakat membutuhkan bantuan, petugas siap melayani. Sedangkan pos pantau untuk membackup pos pelayanan. Setiap pos pengmanan didukung 18 personil.
Jumlah pos lebaran tahun ini tidak berubah dari tahun lalu, hanya saja pos pengamanan di Kecamatan Empang, dipindah ke Langam karena sering terjadi gangguan kantibmas dan kecelakaan lantas di sekitar kebun jati dan untuk membackup Polsek Moyo Hilir.
Bagi pengendara, Polres menghimbau agar berhati-hati di sejumlah titik rawan kecelakaan, antara lain jalur Alas-Kecamatan Badas, sering ditemui tikungan tajam. Jalur Lape-Empang saat ini sedang proses perbaikan.
“Dihimbau kepada para kontraktor jalan agar jalan yang sudah digali diberikan rambu pengamanan, sehingga masyarakat pemudik mengetahui jalur berbahaya. Kami sudah menelpon dan mereka sudah ditindaklanjuti,” jelasnya.
Mengantisipasi sholat idul fitri, pihaknya akan menerjunkan 30-40 anggota di Pos Pam dan anggota Polsek plus staf Polres Sumbawa untuk mengamankan masjid dan mushollah.
Untuk dalam kota, antara lain di lapangan Pahlawan, Masjid Kampung Bugis, Masjid Polres, Masjid Lempeh, Masjid Darussalam dan Masjid Nurul Maqbullah Labuhan Sumbawa. Setiap tahun Masjid-Masid tersebut dan lapangan Pahlawan dipergunakan untuk Idul Fitri.
Setelah pengamanan di tempat ibadah, personel kepolisian akan bergeser ke tempat pariwisata dan hiburan dari Alas Barat hingga Tarano, bekerjasama dengan Polair untuk mengantisipasi kecelakaan di laut.
Kabag Ops mengingatkan, agar masyarakat mewaspadai tempat rawan seperti Batu Gong dan Saliper Ate.
Untuk menghindari tindakpidana di lokasi wisata, akan didirikan pos gabungan sementara yang terdiri dari Polri, Satpol PP dan aparat desa setempat seperti Karang Taruna.
“Kami menghimbau kepada pengunjung untuk berhati-hati,” terang Kabag Ops.
Ia menambahkan, selama ramadhan ini kantibmas di Sumbawa cukup kondusif. Kondisi ini diharapkan berlanjut, dan tanggung jawab bersama.

Amankan Lebaran, Dishubkominfo Terjunkan Personil

 Bala Kuning Sumbawa
Mendukung proses kelancaran lalu lintas selama lebaran, Dishubkominfo Sumbawa menerjun personil untuk membantu pengamanan oleh jajaran Polres Sumbawa. Pengamanan yang menjadi bagian dari operasi ketupat tersebut dipusatkan di 5 titik.
Kadishubkominfo Sumbawa, Drs.Nurdin, Jum’at (26/8) kemarin, menerangkan, personilnya diterjunkan di Pos Pengamanan di terminal Alas, di Terminal Sumer Payung, Simpangan Sernu, Simpangan Peternakan dan Langam. Di samping pengamanan, petugas juga akan melayani pengendara yang membutuhkan bantuan di jalan. Misalnya pengendara dari luar Sumbawa yang butuh informasi lalu lintas.
Nurdin menambahkan, pengamanan ini diberlakukan sejak H-7 lebaran hingga H-7 mendatang. Pihaknya mengingatkan kepada para pengendara roda empat dan roda dua dua agar mewaspadai sejumlah titik rawan kecelakan, antara lain ruas jalan Alas-Sumbawa, Sumbawa-Langam dan Langam-Empang.
Selain itu, pengendara juga dihimbau untuk selalu mengenakan helm pengaman bagi roda dua, dan sabuk pengaman bagi pengendara roda empat. Selalu memeriksa kesiapan kendaraan, maupun surat-surat kendaraan lainnya. “Pantauan kami, sejauh ini lalu lintas di Sumbawa khususnya di kota masih lancar,” kata Nurdin.

Senin, 22 Agustus 2011

PTNNT Jalin Kerjasama Paket B dan C dengan Diknas Sumbawa

KM Balakuning Sumbawa
Dalam proses perekrutan tenaga kerja, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) menetapkan standar kualifikasi minimal setara SMP.
“Daripada menurunkan kualifikasi pekerjaan, lebih baik meningkatkan kualitas taraf pendidikan masyarakat. Karena itu, program kejar paket B dan C yang dilaksanakan newmont bekerjasama dengan Diknas Sumbawa sangatlah diperlukan,” ujar  Manajer Senior Hubungan Eksternal PT NNT, Arif Perdanakusumah yang diwawancarai di sela-sela  acara buka bersama di Hotel Sernu, Kamis (18/7).

Rencana kerjasama kejar paket B dan C ini, merupakan jawaban atas keinginan sebagian warga Sumbawa untuk bisa diterima sebagai karyawan eksplorasi PTNNT di Dodo – Rinti tanpa harus memiliki ijazah SMP.
Arif menjelaskan, sejumlah pekerjaan di PT NNT membutuhkan kualifikasi pendidikan tertentu.
Karenanya, dalam proses perekrutan tenaga kerja tetap ditentukan kualifikasi tersendiri.
Pihak perusahaan, tegas Arif, juga tidak bersedia menurunkan kualifikasi dalam penerimaan tenaga kerja .
“Dalam melakukan pekerjaannya, para karyawan perlu mengetahui cara mengoperasikan instrument dan peralatan,” kata Arif seraya menambahkan, dengan meningkatnya kualitas masyarakat karena adanya proses peningkatan kualitas taraf pendidikannya, maka kualitas operasional juga akan lebih terjaga.
Dia mengungkapkan, program peningkatan kuliitas pendidikan tersebut, merupakan salah satu program yang akan dipercepat .
Dipaparkan, kondisi di Kabupaten Sumbawa juga hampir sama dengan yang pernah terjadi di KSB saat pertama kali newmont beroperasi .
Bahkan kebanyakan operator PT NNT yang bekerja di Batu Hijau, kata Arif, merupakan jebolan dari program itu.
Di tempat yang sama, Manager Hubungan Eksternal Proyek Explorasi PT NNT, Kasan Mulyono mengungkapkan, guna memperlancar program kejar Paket B dan C yang dipusatkan di daerah sekitar tambang, PT NNT akan menandatangani MoU dengan pihak Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa pada bulan September mendatang.
Dalam program tersebut, kata Kasan, PT NNT akan mengucurkan dana sebesar Rp. 2,1 milyar demi kelancarannya.

Populasi Kerbau Sumbawa Turun 5,77 persen

KM Balakuning Sumbawa,
Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ( mulai 1996 – 2010) populasi kerbau di Kabupaten Sumbawa mengalami penurunan hingga 5,77 persen.
“Penyebab terbesar terjadinya penurunan disebabkan oleh pengalihan fungsi ladang penggembalaan ternak (LAR) kerbau menjadi lahan pertanian,” ungkap pakar ternak kerbau, Prof. DR. Suhubdy dalam seminar pengkajian dan pembibitan ternak kerbau di Kabupaten Sumbawa yang dipusatkan di Wisma daerah, Sabtu 20 Agustus 2011.

Hal itu diketahui berdasarkan pengkajian secara ilmiah di sejumlah daerah di Kabupaten Sumbawa yang menjadi sample .
Dikatakan, Dinas pihak yang menyediakan LAR bukan menjadi tugas dari Dinas Peternakan melainkan tugas masing-masing pemilik ternak.
Selain itu, tambahnya, penurunan populasi juga disebabkan oleh maraknya pencurian ternak, kekeringan, pengiriman ternak ke luar daerah dan kebijakan pemerintah.
Ia mencontohkan dengan adanya program Bumi Sejuta Sapi (BSS) otomatis ternak kerbau menjadi dianaktirikan.
“Mestinya sebelum meluncurkan program, pemerintah harus memperhatikan culture masyarakat Sumbawa yang suka dengan beternak kerbau,” tegasnya.
Pemerintah juga harus menyadarkan pemilik ternak tentang pentingnya ternak bagi perekonomian masyarakat.

Selasa, 09 Agustus 2011

Guru Tidak Tetap (GTT) Sumbawa Membentuk Komunitas


KM Bala Kuning Sumbawa Besar, 10 Agustus 2011, Puluhan Guru Tidak Tetap Se-Kabupaten Sumbawa melakukan musyawarah dalam membentuk Komunitas Guru Tidak Tetap (GTT) Kabupaten Sumbawa, dalam musyawarah di maksud sejumlah Guru Tidak Tetao (GTT) memilih pengurus sekaligus membuat program untuk kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT) di Kabupaten Sumbawa nantinya. Kegiatan ini di laksanakan pada 8 Agustus 2011 bertempat di audiotorium Univrsitas Samawa Sumbawa Besar.
Sofyan (ketua terpilih) memaparkan bahwa maksud di bentuknya komunitas Guru Tidak Tetap (GTT) Kabupaten Sumbawa adalah untuk meningkatkan kepedulian pemerintah terhadap kenirja Guru Tidak Tetap (GTT) yang belum mendapatkan apa yang menjadi hak seorang guru. Untuk itu dengan adanya komunitas ini dapat membantu dan memperjuangkan para GTT di Kabupaten Sumbawa dalam mendapatkan perhatian dari pemerintah Daerah. (moes)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Sekolah Aneh, Guru Lebih Banyak dari Murid

Balakuning, Sumbawa Besar

Aneh tapi nyata. Jika sekolah lain kekurangan guru, maka berbeda halnya dengan SMPN 5 SATAP Uma Buntar.
Sekolah ini justru memiliki guru lebih banyak dibanding siswanya.
Konidisi ironi ini diadukan warga Uma Buntar,  Zulkarnaen pada Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa .
“SMPN 5 SATAP memiliki guru sebanyak 25 orang, sementara siswanya hanya 19 orang,” ungkap Zulkarnaen.

Bahkan untuk membayar insentif Guru Tidak Tetap (GTT) 100 ribu setiap bulan,  Kepala Sekolah setempat menggunakan dana BOS.
Zulkarnaen menambahkan, sekolah itu tidak memiliki rencana kerja termasuk perbaikan komponen dan juga rencana kerja tahunan yang menjadi dasar pengelolaan sekolah.
Dalam membuat rencana kegiatan dan anggaran sekolah RAKS, sebenarnya dana BOS integral dalam RAKS sesuai permen Diknas 37 tahun 2010.
Di samping itu, ada beberapa mata pelajaran seperti bahasa inggris diajarkan oleh dua orang guru. Sehingga guru mata pelajaran kesulitan mengukur standar penyampaian antara masing-masing guru.
Parahnya lagi, papar Zulkarnaen, oknum kepala sekolah setempat juga jarang hadir di sekolah lantaran sibuk mengurus busnya.
Kebijakan unik lainnya yang dilakukan kepala sekolah, ungkap Zulkarnaen,  yakni saat pembagian raport.
Penyerahan nilai siswa oleh guru, bersamaan dengan pembagian raport.
Menanggapi laporan warga, Kabid Dikdas Diknas Sumbawa, A Rahman, SPd menyatakan, pihaknya bersama tim akan turun ke lokasi guna meminta keterangan dari pihak terkait.
Rahman menjelaskan, jumlah guru yang wajib dimiliki SMP SATAP maksimal 6 orang dan seandainya kurang dapat diambil dari guru SD SATAP.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi mengungkapkan, kejadian seperti ini banyak terjadi di Sumbawa khususnya di daerah terisolir.
Untuk itu masyarakat diminta untuk berperan aktif mengontrol setiap masalah yang ada, seperti penggunaan dana BOS, tenaga pendidik dan lainnya.

4 Agustus Hari Kebangkitan UMKM Sumbawa

Sumbawa Besar,  BalaKuning. Padahal UMKM merupakan ageelama ini keberadaan UMKM belum dianggap sebagai sektor yang strategis, oleh sebagian kalangan. Padahal UMKM merupakan agen penggerak sektor riil di daerah. Mengingat produk UMKM merupakan cerminan ketersediaan sumberdaya yang ada dan sekaligus sarana bagi pemecahan kemiskinan di pedesaan.

Sisi lain, produk UMKM ini masih jauh dari standar pasar nasional bahkan mash ditemukan kelemahan administrative.
Hal ini merupakan bukti dinas teknis yang menangani UMKM tidak bekerja berdasarkan aspirasi dan kebutuhan UMKM di Kab. Sumbawa. Bahkan UMKM bekerja tanpa teman, mencari pangsa pasar dan memecahkan problematiknya sendiri seakan dinas teknis tidak ada.
Atas dasar itulah Forum Pelaku UMKM ini dihajatkan didirikan oleh beberapa pelaku UMKM dan secara personal dari unsur pemerintah yang memiliki keberpihakan dan perhatian pada pengembangan UMKM. Forum Pelaku UMKM ini akan menjadi wadah bagi klinik bisnis dan produk dari anggota Forum, sehingga kedepan Kab. Sumbawa memiliki produk UMKM yang secara terencana dan sistimatis memiliki peningkatan kualitas dan kuantitasnya.
Untuk maka pada Hari Kamis tanggal 4 Agustus 2011, Forum Pelaku UMKM melakukan Launching (peluncuran) produk UMKM. Hal ini bertujuan untuk mempertegas identitas UMKM sehingga dapat menarik perhatian pelaku pasar khususnya di Sumbawa.
Acara Launching yang juga dilakukan Bazaar Produk merupakan sarana untuk mempertemukan antara pelaku pasar yakni pemilik supermarket, mini market serta pemilik restoran dan hotel dengan para pelaku UMKM dengan berbagai jenis produknya.
“Pada kegiatan tersebut akan di bazaarkan kurang lebih 30 jenis produk UMKM dengan pelaku UMKM kurang lebih 20-an orang. Sebagian besar produk yang dibazaar-kan merupakan produk pangan diantaranya, Kopi Luwak Batulanteh, Abon Ikan Tuna, Ikan kering Kerapu, berbagai jenis olahan kacang-kacangan, madu hutan Sumbawa, berbagai jenis krupuk khas Sumbawa, dodol khas Sumbawa. Semua produk tersebut secara rasa (taste) sangat nikmat akan tetapi kelemahan di kemasan dan label yang belum member keyakinan konsumen”, Ujar Hasanuddin Ketua Forum Pelaku UMKM sekaligus seorang pengusaha Terasi bakar dari Kec. Tarano.
Pada kegiatan tersebut akan dirangkaikan dengan Seminar dengan Tema ‘Gagasan Kedepan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Coorporate Social Responsibility) untuk Penguatan UMKM Berbasis Agribisnis di Kab. Sumbawa’.
Seminar ini juga akan mempertemukan sebagai narasumber Kalangan Perbankan sebagai sektor yang mampu membiayai UMKM, Kadis Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa, Pimpinan DPRD Sumbawa, PT. Newmont Nusa Tenggara dan Ketua Forum Pelaku UMKM Kab. Sumbawa.
Pada acara ini Bupati Sumbawa menjadi Keynote Speaker sekaligus memberikan arahan bagi pengembangan UMKM di Kab. Sumbawa. Maka hari Kamis tanggal 4 Agustus 2011 kami jadikan sebagai hari kebangkitan UMKM Sumbawa.

Selasa, 07 Juni 2011

Bansos Belum Cair, Anggota DPRD Ancam Boikot Sidang Paripurna

Bala Kuning Sumbawa
Gara-gara dana Bantuan Sosial ( Bansos) belum dicairkan, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sumbawa mengancam akan memboikot sidang-sidang paripurna yang berkaitan dengan eksekutif.
Sebagian anggota dewan menganggap belum cairnya dana yang akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat tersebut lantaran syarat-sayaratnya terlalu berbelat-belit.
Salah seorang Anggota DPRD Sumbawa, M. Thalib mengaku kecewa atas lambannya proses pencairan dana bansos yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat tersebut.
Dia mensinyalir pihak pemda dalam hal ini Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Saerah Daerah (DPKA) Kabupaten Sumbawa sengaja menghambat proses pencairannya.
Seharusnya, kata Thalib pencairan bansos ini telah lama dicairkan.
“Seperti halnya dana bansos untuk Anggota DPRD Propinsi NTB yang kisarannya mencapai Rp. 500 juta setiap anggota telah dicairkan sejak bulan Februari lalu. Sementara dana bansos untuk anggota DPRD Sumbawa / yang hanya sekitar Rp. 50 juta setiap orang belum dicairkan hingga saat ini,” keluh Thalib yang ditemui di Sekretariat DPRD Sumbawa (7/6).
Sebenarnya, kata Thalib, hal itu pernah dipertanyakan langsung kepada pihak DPKA, namun dalam pertemuan tersebut pihak DPKA mengajukan sejumlah persyaratan.
Setelah persyaratan yang disebut dipenuhi, muncul lagi persyaratan lain yang menyebabkan pencairan bansos kembali tertunda.
Anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan, rencananya dana bansos itu akan dibagikan kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk digunakan sebagai modal usaha, seperti perbengkelan, pengembangbiakan ternak dan sebagainya.
Sementara itu Kepala DPKA Kabupaten Sumbawa, Baharuddin menjelaskan syarat-syarat yang diberlakukan dalam proses pencairan bansos telah sesuai dengan aturan.
Ditegaskan, dalam proses pencairan bantuan apapun harus melalui proses verifikasi.
Dalam proses verifikasi tersebut, akan dilakukan seleksi terhadap kelompok atau perorangan terkait kelayakannya dalam menerima bantuan.
“Sebagai warga negara yang sadar hokum, kami harus patuh pada peraturan yang berlaku,” tegas Baharuddin yang dikonfirmasi di kantornya.
Meski demikian, pihaknya telah mencairkan dana bansos sekitar 10 persen bagi Anggota DPRD Sumbawa karena dinilai telah melengkapi persyaratan yang diberikan.

15 Rumah Dinas Aset Pemda Akan Ditertibkan

Bala Kuning Sumbawa,
Kepala Bidang Aset setda Sumbawa, Asto Wintioso, menegaskan dalam waktu dekat sedikitnya 15 rumah dinas aset pemda akan ditertibkan.
Penertiban rumah dinas ini akan melibatkan aparat Kodim 1607 Sumbawa, Kepolisian Resort Sumbawa dan Satpol PP.
“Ke-15 rumah dinas tersebut, meliputi 4 rumah di Jl. Mangga samping kantor bupati dan 3 rumah di Jl. Diponegoro, 2 di Jl. Hasanuddin, 4 rumah di Jl. Multatuli deretan SMPN 2 Sumbawa dan 1 rumah di lingkungan RSUD serta 1 unit lagi di gang Karya III Kelurahan Lempeh,” terang Asto yang ditemui di kantornya.
Dan tidak menutup kemungkinan, sambung Asto, rumah dinas yang ditertibkan akan bertambah 3 unit lagi, seperti satu rumah dinas di samping Kantor Bupati yang pernah ditempati mantan penjabat Bupati Sumbawa Ir. Mukhlis, rumah dinas yang pernah ditempati oleh dr. M. Nur dan rumah dinas yang dihuni Pegawai Dikes serta 1 unit rumah di belakang kantor DPRD Sumbawa.
Menurut rencana rumah dinas yang terletak di Jl. Mangga dan Jl. Diponegoro akan dibangun sebagai lokasi Kantor Aset Daerah.
Dijelaskan, salah satu alasan dilakukan penertiban karena penghuninya telah pensiun serta meninggal dunia.
Sebenarnya, ungkap Asto, pada tahun 2008 lalu, keberadaan rumah – rumah dinas tersebut telah dibahas di DPRD Sumbawa.
Saat itu ada keinginan untuk menghapus aset daerah tersebut.
Namun keinginan itu ditolak pada sidang paripurna.
Yang disetujui untuk dihapus hanya 1 unit rumah yang terletak di samping Toko Sahabat – Kelurahan Bugis.
Ia berharap kepada penghuni rumah dinas supaya dapat memahaminya dan mengosongkan rumah tersebut sebelum dilakukan penertiban.
Mengingat rumah – rumah dinas itu sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah untuk PNS lainnya.
Untuk diketahui, kata Asto, sejak tahun 2010 Pemkab Sumbawa tidak lagi menerbitkan Surat Ijin Penghunian (SIP).
Saat ini pemerintah daerah tengah melakukan pengadaan tanah untuk pembangunan sejumlah sekolah dan TPA.
Dan ada 2 lokasi asset pemda yang sedang bermasalah yaitu tanah kebun mente seluas 60 hektar di Kecamatan Muer dan lahan di kilometer 7 samping Lapas Sumbawa.
Sejak tahun 1997 tanah kebun Mente di Muer telah terdaftar di notaris sebagai aset daerah, namun masyarakat setempat ingin menguasainya.
Begitu juga dengan tanah seluas 36,50 hektar di kilometer 7 yang sudah dikapling warga juga yang akan ditertibkan.

Senin, 30 Mei 2011

Bayi Tanpa Dosa Masih Hidup Ditemukan Warga

KM Bala Kuning-Bayi mungil dalam keadaan hidup ditemukan warga Kebayan Kelurahan Brang Biji pada Senin Pagi 30 Mei 2011. Saat ditemukan, bayi malang berkelamin perempuan itu dibungkus dengan selimut bermotif bunga warna coklat.
Pihak kepolisian Resort Sumbawa membenarkan adanya penemuan bayi di wilayah Orong Rhee, Kebayan, Kelurahan Brang Biji sekitar pukul 09.00 wita.
Saat ini bayi tersebut masih dalam penanganan medis puskesmas brang biji karena kondisinya masih sedikit lemah. Bayi mungil itu diperkirakan lahir pada malam Senin kemudian dibuang oleh ibu kandungnya.
Namun sejauh ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap motif di balik pembuangan bayi itu.
“Dugaan sementara pemilik bayi malu, lantaran hasil hubungan gelap atau tidak mampu membiayai hidup bayinya karena factor keterbatasan ekonomi,” kata seorang polisi yang ditemui beberapa saat setelah ditemukannya bayi itu. Dari informasi yang diperoleh, sudah ada salah seorang pegawai Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Sumbawa yang bersedia mengasuhnya.

Sabtu, 28 Mei 2011

Kab Sumbawa Butuh Guru 1.187 orang

KM Bala Kuning_Dunia pendidikan di Kabupaten Sumbawa masih membutuhkan sedikitnya 1.187 orang tenaga pendidik di semua jenjang.
Sekretaris Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Sumbawa, Syahril, M.Pd, menyebutkan guru yang dibutuhkan di jenjang SD sebanyak 620 orang, SMP 218 orang, SMA 125 orang dan SMK 224 orang.

Untuk mengatasi kekurangan ini, Diknas Sumbawa telah melakukan berbagai upaya melalui jalur tes CPNS yang diselenggarakan setiap tahun oleh pemerintah.
Salah satu penyebabnya, karena terbatasnya kuota penerimaan guru melalui jalur tes CPNS.
Dalam upaya menutupi kekurangan tenaga pendidik itu, Diknas menerapkan kebijakan penempatan Guru Tidak Tetap (GTT) di semua jenjang.
Rekruitmen GTT disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
Selain itu, pihaknya juga menugaskan guru berstatus PNS untuk mengajar di sekolah lain yang mengalami kekurangan guru.
Untuk menanggulangi sebaran guru, ditanggulangi dengan cara mutasi.
Bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil, akan mendapat tambahan tunjangan dari pemerintah.
“Menjadi guru merupakan salah satu profesi yang menggiurkan dan menjanjikan masa depan yang lebih baik sejak lahirnya UU guru dan dosen. Apalagi pemerintah sedang gencar-gencarnya membuat regulasi tentang guru yang gajinya bisa dua kali lipat di atas gaji PNS biasa,” kata Syahril.
Sementara mengenai pengangkatan GTT menjadi PNS sejauh ini pihaknya masih terbentur dengan PP 48.

Kamis, 19 Mei 2011

Membunuh Infantilisme


Sebenarnya banyak keraguan untuk menulis note dengan tema ini, selain karena keterbatasan saya dalam memahami topiknya juga karena keraguan apakah saya cukup pantas untuk menulisnya. Tapi ada kegelisahan sejak tadi malam untuk terus memaksa otak untuk menulisnya. Note ini saya beri judul Membunuh Infantilisme, kata infantilisme ini saya dapatkan beberapa tahun yang lalu dalam sebuah buku yang menjadi referensi skripsi saya dulu. Infantilisme secara sederhana artinya adalah hal tidak tercapainya sifat kedewasaan dalam bertindak dan berpikir. Atau mengutip bahasa teman saya, infantilisme adalah anak-anak yang terjebak dalam tubuh orang tua.
Lalu, sudahkah kita menjadi manusia yang dewasa?? Pertanyaan sederhana ini mungkin akan sangat sulit di jawab, karena soal rumusan kedewasaan seseorang tidak dapat di ukurdari standar baku KAPAN itu akan terjadi dan dalam usia BERAPA. Karena tidak ada ukuran tunggal untuk menentukan kedewasaan seseorang. Kedewasaan bukan hanya menyangkut umur atau status tertentu, melainkan juga banyak bidang lain seperti perasaan, sikap, pandangan, orientasi, perilaku atau lainnya.
Dari beberapa sumber, saya menemukan beberapa jenis bentuk kedewasaan, yaitu:
  1. Dewasa secara fisik, dimana organ-organ reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita. Selain perkembangan sel-sel otot tubuh yang menandakan sekaligus membedakan pria dan wanita.
  2. Dewasa secara psikologis, yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan.
  3. Dewasa secara social-ekonomi, ditampakkan dalam kemampuan seseorang untuk mandiri, membiayai kebutuhan hidup sendiri dan menangani berbagai hal dengan kemampuan sendiri.
Selain tiga point diatas kedewasaan juga dapat dilihat dari beberapa kemampuan, seperti :
  1. Kemampuan mengenali dan menerima diri sendiri
  2. Kemampuan menerima keberadaan orang lain
  3. Kemampuan mengarahkan hidup kepada orang lain
  4. Kemampuan berpikir dan bertindak mandiri, menyuruh dan melarang diri sendiri, tahu tugas dan tanggung jawab, serta mampu membedakan mana yang benar dan tidak benar.
Lalu seperti apakah perbandingan manusia dewasa dengan yang tidak dewasa? Ada beberapa sifat yang saya coba bandingkan berdasarkan pengamatan sehari-hari.
  1. Emosional. Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak dan berpikir. Sedangkan, orang dewasa berpikir, bertindak dan akhirnya merasakan. Artinya, seorang yang dewasa adalah pribadi yang dengan tenang mempertimbangkan setiap keputusannya dan tidak terjebak dalam emosi, perasaan dan pengaruh lingkungan belaka. Kedewasaan menuntut pemahaman akan kebenaran itu tanpa emosi yang meledak-ledak tak terkontrol. Efeknya adalahorang yang tidak dewasa dia baru akan sadar akibat sesuatu hal ketika dia sudah merasakannya langsung walaupun sebelumnya sudah banyakorang yang memperingatinya. Sedangkan orang dewasa akan berpikir terlebih dahulu sebelum berbuat, bertindak dan berkata sehingga dia sudah mampu mengantisipasi segala resiko yang akan terjadi kemudiannya.
  2. Egois. Setiap orang memiliki ego, namun orang yang tidak dewasa sering melampaui egonya sehingga menjadi egois. Ia pun tidak menyadari bahwa dirinya egois. Semakin egois, ia semakin jauh untuk melampaui kedewasaan. Kedewasaan memang menyadarkan akan eksistensi diri yang sesunguhnya, tapi bukan mementingkan diri sendiri dan menghempaskan eksistensiorang lain. Manusia yang tidak dewasa ini juga akan sulit untuk menerima kebenaran dari orang lain. Walaupun kebenaran itu juga bersifat relatif, namun manusia yang tidak dewasa tidak akan mau menerima pendapat orang lain.
  3. Tidak konsisten. Dasar dari karakter seorang yang dewasa adalah konsisten. Sebaliknya, bila seseorang masih bersikap tidak konsisten, mudah terpengaruh terhadap hal-hal baru, maka sulit baginya untuk mencapai kedewasaan sekali pun usia memenuhi untuk dewasa. Konsistensi memang selayaknya dimiliki oleh orang yang sudah mencapai usia dewasa, namun banyak juga yang tidak memperhatikan konsistensi dirinya, baik terhadap dirinya maupun terhadaporang lain . Manusia yang tidak dewasa akan selalu melakukan hal yang bertolak belakang dengan apa-apa yang ada dipikirannya. Ketika dia mensepakati sesuatu, makaorang yang tidak dewasa belum tentu akan melakukan apa-apa yang disepakati tersebut.
  4. Tidak bertanggung jawab. Sebagai makhluk social, manusia dituntut memiliki tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Namun, kesadaran akan tanggung jawab hanya ada dalam pikiran orang dewasa. Orang yang tidak dewasa cenderung bingung dengan tanggung jawab dan sering mencari kambing hitam untuk melimpahkan tanggung jawab itu. Banyak hal yang diembankan keorang yang tidak dewasa, tidak akan pernah diselesaikannya. Dia akan acuh tak acuh terhadap hal itu dan hanya berharap orang lain yang akan menyelesaikan tanggung jawabnya tersebut.
  5. Suka bersembunyi. Setiap orang tentu akan ditimpa berbagai masalah yang tak jarang masalah itu muncul dalam bentuk yang sangat sulit hingga mencapai tahap yang sangat kritis. Pada saat kritis terjadi, pada saat itulah kedewasaan di uji.Orang yang dewasa akan dengan berani menghadapi masalah itu. Namun orang yang tidak dewasa akan lari dan bersembunyi, seolah dengan begitu masalah akan selesai.
  6. Hanya berespon terhadap pemaksaan. Orang yang belum dewasa adalah orang yang hanya berespon apabila dipaksa atau ditekan. Keterpaksaan dan tekanan itu bisa dalam bentuk harapan untuk mendapat imbalan, kompensasi, atau rasa frustasi. Jadi segala respon yang dia lakukan adalah bukan karena kesadaran diri sendiri tapi lebih karena pemaksaan, tekanan atau harapan.
  7. Tidak mampu mengungkapkan pendapat. Orang dewasa akan mampu berpikir dengan baik sehingga segala yang ada di pikirannya juga akan mampu di sampaikan nya kepada orang lain. Walaupun ada juga manusia yang memiliki sifat pemalu, tapi tetap saja seharusnya manusia jika sudah dewasa Ia akan mampu menunjukkan pendapatnya. Diam tidak akan mampu menjawab apa-apa, maka berbicaralah jika ada pendapat yang akan disampaikan.
Lalu kembali ke pertanyaan awal di atas, sudahkah kita dewasa?!

Penulis ; AL-MANAP, S.Sos

Senin, 18 April 2011

Persiapan Menuju Jambore Nasional

Jambore nasional merupakan ajang temu dan pesta Pramuka penggalang, kali ini Jambore Nasional atau yang disingkat dengan Jamnas IX akan diselenggarakan di Palembang Sumatra Utara yang dilaksakan dari Hari Sabtu 2 Juli sampai 9 Juli 2011. Jamnas dilakukan sekali dalam lima tahun.

Dalam persiapan menuju Palembang pengurus Kwartir Cabang Sumbawa melaksanakan Training Center  pertama yang diikuti oleh 32 orang. Yang terdiri dari 16 Pramuka Penggalang Putra dan 16 Pramuka Penggalang Putri. Kak Zulkarnain selaku ketua panitia ketika di temuai tim kampung  media Bala Kuning Sumbawa mengatakan, “Training Center  yang dilaksanakan dari hari  jumat hingga hari  minggu (15-17/4-2011) ini bertujuan melakukan pembenahan dan menyatukan persepsi serta melatih ketangkasan peserta didik agar pengetahuan tentang kepramukaan bertambah”

Kemudian dia menambahkan bahwa teori-teori Kepramukaan yang di dapat di masing-masing Gugus Depan berbeda maka di TC I ini panitia melakukan pembenahan.
Tidak hanya teori atau Teknik Kepramukaan yang di ajarkan disana juga peserta di perkenalkan dengan Internet, dalam materi internet kampung media di minta untuk menyampaikan materi internet sekaligus memberikan wawasan tentang berinternet sehat.

Sampai hari terakhir kegiatan para peserta tidak keliatan lelah karena semangat dan kemauan mereka untuk pergi Jamnas dan bertemu dengan seluruh pengglang nusantara

Minggu, 17 April 2011

Obyek Wisata Budaya di Sumbawa Besar

Obyek Wisata Budaya
Dalam Loka (The Old Palace)
Istana kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna). Di Dalam Loka ini kita dapat melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Wisma Praja/Wisma Daerah (Government House)
Merupakan Istana bangunan Belanda pada tahun 1932, tempat sebagai kediaman terakhir Sultan Kaharuddin III, melakukan kegiatan pemerintahan. Sekarang digunakan sebagai tempat penerimaan tamu - tamu agung dan kegiatan - kegiatan upacara / resepsi yang bersifat formal, serta pertemuan kepemerintahan lainnya.

Bala Kuning (The Yellow House)
yaitu rumah tempat tinggal keluarga Sultan yang terakhir. Disini dapat dijumpai benda-benda magis kerajaan, seperti : Bodong, Sarpedang, Payung Kamutar, Tear (tombak /lembing), Keris, Qur'an tulisan tangan oleh Muhammad Ibnu Abdullah Al-Jawi (+/- Tahun 1784) pada saat Pemerintahan Sultan Harrunnurrasyid II (1770 - 1790), yang selalu terpelihara dengan baik.

Dusun Pamulung
sebuah dusun yang termasuk dalam Wilayah Desa Karang Dima Kecamatan Labuan Badas, terletak sekitar 8 km dari kota Sumbawa Besar. Dusun ini merupakan desa wisata, karena di desa tersebut dapat kita jumpai dan saksikan berbagai attraksi budaya daerah, seperti Karaci, Barapan Kebo, Tari-tarian tradisional serta musik tradisional.

Desa Tepal
Desa tradisional yang terletak + 37 km dari pusat kota, masuk dalam wilayah Kecamatan Batu Lanteh. Desa ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan berkuda. Desa Tepal menyimpan banyak budaya tradisional , karena masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat dan Budaya Samawa. Ini dapat dilihat dari cara berpakaian, cara hidup dan bentuk rumah yang unik, sehingga desa ini disebut juga Desa Adat.

Desa Poto
Salah satu desa di kabupaten Sumbawa yang tetap memelihara kelestarian budaya daerah seperti tenunan tradisional, pembuatan gerabah dan atraksi permainan rakyat seperti pacuan kuda, karapan kerbau. Desa Poto yang letaknya di Kecamatan Moyo Hilir kira-kira 13 km dari kota Sumbawa besar dapat dengan mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat yang senantiasa melayani trayek tersebut setiap hari.

Liang Petang
Gua gelap yang mempunyai stalaktit dan stalaknit, di dalamnya dijumpai ukiran-ukiran batu berornamenkan orang berkepala hewan, orang yang sedang menenun dan banyak lagi ornamen lainnya. Gua ini terletak di dekat desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu, dengan jarak tempuh kurang lebih 29 km dari kota Sumbawa Besar. Tidak jauh dari Liang Petang ini terdapat Liang Bukal (gua kelelawar).

Pulau Bungin
Lazimnya disebut sebagai pulau terpadat di dunia, karena kepadatan penduduknya +14.000 jiwa/km. Dikenal juga sangat aman karena sejauh ini kehidupan masyarakatnya selalu aman dan damai. Di pulau ini tidak akan ditemui lahan pertanian, perkebunan maupun peternakan. Lahan-lahan yang ada dimanfaatkan untuk membangun runah tinggal. Untuk membangun rumah baru, mereka harus bergotong royong dengan cara menyusun batu karang yang telah dikumpulkan sebelumya. Ketiadaan lahan di atas membawa keunikan tersendiri, karena ternak (kambing) penduduk pulau ini tidak hanya memakan dedaunan, tetapi juga kertas, ikan laut, dan kain-kain baju yang telah robek. Pulau Bungin masih berada dalam wilayah kecamatan Alas atau + 70 km dari kota Sumbawa besar. Untuk mencapai pulau ini tersedia perahu motor yang hilir mudik antara pulau Bungin dan Dermaga Alas atau melalui darat dengan kendaraan bermotor.

Pulau Kaung (Kaung Island)
Sebuah pulau yang merupakan perkampungan nelayan letaknya tidak terlalu jauh dari pulau Bungin. Untuk mencapai pulau ini tidak lagi menyebrangi laut, namun dapat dilalui lewat darat dengan mempergunakan kendaraan bermotor dan naik dokar. Kerajinan rakyat yang terbuat dari kerang-kerangan dapat ditemui di pulau ini.

Dusun Talwa
Merupakan dusun pandai besi (Black Smith) yang tetap mempertahankan sifat tradisionalnya yang kental dalam pembuatan pisau, parang, cangkul, tembilang, dan sebagainya. Dusun Talwa yang oleh para wisatawan dijuluki sebagai Blingin Jerman ini terletak di kecamatan Moyo Hulu, berjarak 14 km dari kota Sumbawa Besar.

Jumat, 15 April 2011

PEMERINTAH BIKIN SURPRICE PEDAGANG PROTES

BalaKuning, 14 April 2011. Pedagang protes dengan kebijakan Pemda Sumbawa yang akan memindahkan mereka ke lokasi baru karena sebelumnya sudah pernah dipindahkan.

walaupun sementara, pedagang tersebut sudah  sudah ke 2 kali pindahkan. "Kami menyesalkan kebijakan Pemda Sumbawa karena tidak mempunyai konsep jelas dalam penempatan kami, kami pindah butuh biaya juga." ujar Amri pedagang buah ketika diwawancara.

Sementara itu angoota DPRD Sumbawa Salamuddin Maula menyatakan, banyak masalah yang tidak bisa di atasi di pasar, mulai dari pungli sampai penempatan yang masih bersifat tidak adil, "diduga ada permainan dalam penempatan pedagang." jelas Salamuddin di Gedung DPRD Sumvawa.

Jika kepala pasar tidak mampu mengatasi masalah ini maka kepala pasar harus mnerima konsekwensinya yaitu di pecat.

Salamuddin Maula juga bernjanji akan memperjuangkan nasib pedagang terutama pedagang bakulan untuk di bebaskan dari segala bentuk pungutan, dan akan di targetkan 2012 pedagang bakulan gratis dari pungutan, "dalam waktu dekat kami akan mengundang kepala pasar, DPKA dan Diskoperindag terkait persoalan ini." jelasnya.(c-risms)

Selasa, 05 April 2011

SILSILAH KERAJAAN SUMBAWA

Balakuning, sumbawa 5 April 2011               
               Masa Kesultanan Sumbawa dimulai sejak berakhirnya Dinasti Dewa Awan Kuning yang menganut paham Animism. Masuknya Isalam ke Sumbawa telah mempercepat dan mengkatalis terbentuknya kesultanan Sumbawa yang dikenal dengan nama Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan yang pertama memimpin Sumbawa adalah Dewa Mas Pamayam (Mas Cini) 1648-1666. Ada tiga “gelar induk” atau Puin Kajuluk yang digunakan sebagai nama gelar kesultanan Sumbawa : Sultan Harun Arrasyid, Sultan Jalaluddin, dam Sultan Kaharuddin.
                Perjalanan masa kesultanan Sumbawa telah melahirkan pemimpin yang menegakkan keadilan dan kebenaran dengan keberanian yang ikhlas, sehingga lambang Kesultanan Sumbawa digambarkan dengan macan putih atau sering disebut “Bendera Macan”. Bendera macan putih merukan lambang keberanian yang ikhlas dan suci, semangat ini telah terwarisi kepada seluruh masyarakat Sumbawa, sehingga menjadi masyarakat yang modern, relegius dan demokratis.
                Penobatan Sultan Sumbawa ini merupakan penobatan pertama yang dilakukan sejak kesultanan Sumbawa menjadi bagian NKRI. Penobatan ini menjadi sangat penting dan bermakna bagi seluruh rakyat atau Tau Tana Samawa yang memegang teguh nilai-nilai budaya Sumbawa. Penobatan Sultan Sumbawa tidak dihajatkan sebagai Negara Berdaulat, tetapi akan menjadi pengawal / penjaga pusaka Sumbawa yaitu budaya, adat rapang tau dan tana samawa yang religious ( Adat Barenti Ko Syara, Syara’ Barenti Ko Kibullah)  yang bermakna bahwa adat istiadat dan budaya Sumbawa senantiasa berpedoman kepada agama untuk kerik salamat tau ke tana samawa (keselamatan masyarakat dan alam Sumbawa). Wilayah kesultanan adat Sumbawa adalah kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat (Kamutar Telu).
                Dinasti Dewa Dalam Bawa berkuasa sejak berakhirnya pemerintahan Dinasti Awan Kuning yaitu pada tahun 1623. Sultan-sultan yang pernah memimpin adalah sbb:
1.       Dewa Mas Pamayam (Mas Cini) (1648-1668)
2.       Dewa Mas Goa (Saudara dari 1) 168-1675.
3.       Dewa Mas Bantan (1675-1701)
4.       Dewa Mas Madina (Muharan Harun Arrasyid I ) 1701-1725)
5.       Dewa Mas Muhammad Jalaluddin I (Datu Taliwang) 1725-1731
6.       Dewa Mas Mapasusung Moh Kaharuddin I (1731-1759)
7.       I Sugi Karaeng Bantoa (Putri Dati Seran) 1759-1761)
8.       Hasanuddin (Alauddin) datu jereweh (1761-1763)
9.       Dewa mas Muhammad jalaluddin II (Pangeran Anom Mangkuningrat) 1763-1766
10.   Mappacongga Mustafa (Putra dari 8) 1776-1780
11.   Mahmud (Harun Arrasyid) Datu Jereweh putra dari 7 (1780-1791)
12.   Safiatuddin Dg. Masiki (Putri dari 10) 1791-1795
13.   Muhammad Kaharuddin II (Putra dari 9) 175-1865
14.   Sultan Amrullah (Adik L. Mesir) 1837-1883
15.   Mas Madina Raha Dewa Jalaluddin III (karena sepuh turun tahata 1883) 1883-1931
16.   Muhammad Kaharuddin III (Daeng Manurung Putra dari 15) 1931-1958

        Tanggal 5 April 1941, Muhammad Abdurrahman Daeng Raja Dewa putra sultan Muhammad Kahruddin III, dinobatkan sebagai putra mahkota. Bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau Sultan Muhammad kaharuddin IV, 5 April 2011 di nobatkan sebagai Dewa Maraja Sumbawa yang ke 17 oleh Lembaga Musyakara Adat Tana Samawa.

Rabu, 09 Februari 2011

AUDISI GITA BAHANA NUSANTARA ( GBN ) TINGKAT KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa akan melaksanakan Audisi Gita Bahana Nusantara ( GBN ) Tingkat Kabupaten Sumbawa Tahun 2011. kegiatan GBN yang bertemakan " melalui seleksi Gita Bahan Nusantara ( GBN ) Pelajar dan Mahasiswa, kita tanam / tingkatkan nilai - nilai budaya terutama dibidang seni suara di kalangan generasi muda " akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2011 bertempat di Istana Dalam Loka Sumbawa Besar.
Suryaningsih, S.Sos, Kasi pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya yang kami temui di ruang kerjanya mengatakan bahwa persyaratan peserta yang boleh mengikuti Audisi ini harus berstatus pelajar / mahasiswa yang berusia 15 - 22 tahun, memiliki musikalisasi yang baik, serta dapat membaca not balok / angka. pendaftaran peserta dimulai tanggal 4 s.d 15 Pebruari 2011 di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa.





Menjelang Eksplorasi Blok Elang Dodo


Dari Bumigora Untuk Bangsa, Menuju Tambang Berkarakter Lokal Berdaya Internasional
Hampir sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bumigora memiliki potensi pertambangan yang memiliki ‘daya’ pensejahteraan luar biasa jika dikelola secara arif dan profesional.
Dalam sebuah manuskrip atau dokumen negara rezim Orde Lama disebutkan, presiden Soekarno pernah mewanti-wanti ketertarikan pemodal asing untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk investasi pertambangan.
Soal industri pertambangan mineral, Soekarno kemudian mengorientasikan politik ekonominya pada jargon Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Ungkapan itu memberikan isyarat bahwa industri pertambangan mineral pada masa itu diarahkan pengelolaannya pada sumber daya lokal, termasuk sumber daya modal dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut informasi sejak rezim Soekarno, Papua Barat dan wilayah Nusa Tenggara atau daerah NTB telah diketahui memiliki potensi deposit mineral yang dapat memberikan kontribusi besar bagi negara ini. Namun Soekarno tidak ingin industri pertambangan dikelola oleh investor asing, dengan alasan tidak ingin bergantung pada kepentingan asing.
Ia lebih memilih industri pertambangan dikelola oleh bangsa sendiri, dimana sampai negara sanggup memodali dirinya dan ada SDM putra bangsa ini yang telah mumpuni untuk mengelola industri tambang, barulah potensi-potensi pertambangan yang tersebar di seluruh Nusantara akan dikelola secara arif dan bijaksana berazaskan kesejahteraan dan keadilan sosial.
Kontrak Karya generasi keempat yang menetapkan Batu Hijau Sumbawa Barat sebagai daerah Konsesi PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) pada rezim Soeharto, sedikit berbeda secara orientasi dengan pemahaman Soekarno. PTNNT sebagai perusahaan multinasional berkelas internasional yang berinvestasi di pertambangan mineral tembaga, perak dan emas ini kemudian disebut sebagai kontraktor untuk mengeskploitasi kekayaan tambang yang mana royaltinya terhitung sebagai devisa negara. Terdapat perspektif paradoks secara praktis dan yuridis, dimana hasil produksi tambang ini, dari hulu hingga hilir masih dikelola oleh asing. Tentunya hal itu berbeda dengan keinginan Soekarno.
Sejak tahun 2000 berproduksi, PTNNT memasarkan konsentratnya ke berbagai negara, dimana hal itu tak ada sangkut pautnya dengan keterlibatan Pemerintah, khususnya daerah penghasil, yakni Propinsi NTB dan kabupaten Sumbawa Barat khususnya.
Sebagai bagian yang diatur dalam Kontrak Karya, program Community Development (Comdev) dan beberapa program PTNNT lainnya dalam mengembangkan dan memacu kesejahteraan masyarakat lokal serta memicu pembangunan di NTB, dirasakan belum komprehensif bagi masyarakat NTB secara luas. Hanya daerah lingkar tambang saja yang kemudian diklaim sebagai wilayah sasaran program-program tanggungjawab sosial dan tanggungjawab lingkungan oleh perusahaan yang berpusat di Denver Colorado Amerika ini. Kucuran dana hibah dan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan berbagai bantuan lainnya sejauh ini hanya dirasakan secara ‘kesan’ oleh masyarakat dua daerah yakni Sumbawa Barat dan Sumbawa.
Bagaimana dengan kabupaten lainnya di NTB? Kucuran bantuan dan royalti PTNNT yang merupakan bagian dari Newmont Mining Corporation ini, mungkin hanya bisa dirasakan oleh dan melalui pemerintah Provinsi NTB.
Belum pernah ada masyarakat Dompu, Bima dan beberapa kabupaten lainnya di pulau Lombok yang mengaku PTNNT pernah dirasakan ‘kehadirannya’ di daerah mereka. Inilah mengapa kemudian muncul kesan, PTNNT hanya milik Sumbawa Barat, kabupaten Sumbawa dan Pemprov NTB saja, bukan masyarakat NTB secara umumnya.
Sedikit berbeda dengan PT Freeport di Timika Papua Barat, dimana pemekaran Propinsi Papua Barat disinyalir dilatarbelakangi oleh rasa ingin ‘menguasai’ PT Freeport Tembaga Pura oleh sebagian besar daerah atau kabupaten di wilayah pesisir barat pulau Papua agar daerah itu lebih maju.
Pembangunan daerah kaitannya dengan kehadiran perusahaan tambang dinilai sebagian kalangan ekonomi, akan berpengaruh besar pula pada paradigma ekonomi masyarakatnya secara konseptual. Secara praktis kenyataannya, dampak sosial ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya begitu pesat.
Lingkar Batu Hijau Sumbawa Barat yang dulunya adalah daerah terbelakang di kabupaten Sumbawa sebelum mekar menjadi kabupaten Sumbawa Barat, kini geliatnya telah mendunia oleh kehadiran perusahaan berkelas internasional seperti PTNNT.
Namun sayangnya, 10 tahun lebih operasi tambang berjalan, realita kesejahteraan di kawasan itu masih menjadi tanda tanya dan mengundang beragam persoalan lainnya. Dari angka kemiskinan hingga masalah tingginya angka pengangguran di Sumbawa Barat saat ini. Beberapa waktu lalu di tahun 2010 lingkar tambang diterpa mencuatnya kasus gizi buruk yang terjadi di kecamatan Jereweh, merebaknya DBD dan berbagai masalah kesehatan serta kesejahteraan lainnya.
Soal angka pengangguran, PTNNT sendiri pernah merilis bahwa tenaga kerja lokal yang diserap oleh perusahaan ini mencapai 60 persen masyarakat lokal. Artinya jika pekerja PTNNT mencapai 6000 orang lebih, 3500 orang berstatus warga NTB. Namun pada kenyataannya pengangguran masih saja menjadi persoalan utama meski lapangan pekerjaan selain industri pertambangan juga begitu luas di daerah lingkar tambang.
Persoalan lain yang masih mendera Sumbawa Barat sebagai daerah penghasil adalah sebagian besar infrastruktur di daerah ini masih belum memadai untuk sekelas kabupaten. Seperti ruas jalan negara yang ternyata belum memenuhi standar. Padahal akses jalan di wilayah Sumbawa Barat, khususnya yang menuju daerah operasi tambang termasuk jalur lalu lintas yang padat dilalui kendaraan, baik dalam daerah maupun dari luar daerah. Kaitannya dengan kehadiran PTNNT, masyarakat dan Pemda setempat berharap hal itu dapat diakomodir oleh PTNNT.
“Ruas jalan negara di wilayah Sumbawa Barat terbilang sangat sempit karena lebarnya kurang dari 7 meter, ini cukup mengkhawatirkan di tengah mobilisasi yang kian tinggi,” ungkap Tajuddin, sekretaris Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi kabupaten Sumbawa Barat.
Terkait hal itu, kepala Bappeda Sumbawa Barat menyebutkan, pemerintah kabupaten Sumbawa Barat tahun lalu telah menganggarkan pelebaran jalan, meski sesungguhnya itu bukan tanggungjawab pemerintah daerah. Pemkab Sumbawa Barat mengaku mengalokasikan anggaran sekitar Rp 30 miliar yang diambil dari dana hibah PTNNT untuk pelebaran jalan tahap pertama.
Namun hal di atas sejauh ini belum menjawab persoalan pembangunan di Sumbawa Barat terlebih untuk NTB secara umum. Meski PTNNT setiap tahunnya menyetorkan royaltinya kepada negara, yang hingga memasuki tahun 2011 menurut rilis PTNNT telah lebih dari Rp 13 triliun. Namun secara langsung, maupun effect domain dari setoran royalti tersebut, masih belum begitu dirasakan oleh Pemda setempat maupun masyarakat.
Hal itu pula yang memacu spirit Pemkab Sumbawa Barat bersama legislatif memiliki motivasi tinggi dalam merebut 7 persen saham dari divestasi PTNNT bagi daerah penghasil, di luar divestasi saham 24 persen yang kini dikuasai oleh PT Multi Daerah Bersaing (PT MDB) sebagai perusahaan gabungan antara PT Multicapital--anak perusahaan Bakrie Group, dengan konsorsium tiga daerah (Pemprov NTB, Sumbawa Barat dan kabupaten Sumbawa) yang kemudian menjadi PT Daerah Maju Bersaing (PTDMB).
Belakangan pendirian PT DMB pun digugat oleh legislatif dua daerah, yakni Sumbawa Barat dan DPRD Sumbawa, karena dianggap ilegal. Selain itu skema pembagian saham 40-40-20 dalam PT DMB dianggap tidak menguntungkan salah satu daerah khususnya daerah penghasil.
Saham 7 persen ini oleh Pemkab dan masyarakat Sumbawa Barat dianggap akan mampu mendongkrak percepatan pembangunan dan pengembangan kesejahteraan di daerah ini. Karenanya mereka berusaha keras dan menanamkan stigma saham itu mutlak milik Sumbawa Barat.
“Saham 7 persen itu hak masyarakat Sumbawa Barat. Saham itu bisa dikatakan ’mahkota’ kita sebagai daerah penghasil,” ujar DR KH Zulkifli Muhadli, bupati Sumbawa Barat.
Banyak lagi tuntutan Pemkab Sumbawa Barat terkait operasi pertambangan PTNNT yang selama sepuluh tahun lebih ini terkesan belum mengakomodir sebagian besar keinginan dan kebutuhan masyarakat lokal.

Menjelang Eksplorasi Blok Elang Dodo
PTNNT terus dituntut mengerti keinginan dan kebutuhan masyarakat lokal. Termasuk kaitannya dengan rencana eksplorasi di kawasan Elang Dodo kabupaten Sumbawa. PTNNT berencana akan melanjutkan eksplorasi di kawasan konsesinya di kabupaten Sumbawa yang sempat terhenti pada tahun 2006 silam akibat persitiwa pembakaran kamp eksplorasi oleh masyarakat Ropang yang keinginannya menuntut dana Comdev Rp 10 miliar tidak terpenuhi.
Keinginan itu sebenarnya dilatarbelakangi kebutuhan masyarakat Ropang yang selama ini merasa belum ‘merdeka’ karena keterisoliran dan ketidakrataan pembangunan di NTB khususnya di kabupaten Sumbawa. Padahal secara infrastruktur transportasi, wilayah itu dilintasi oleh jalan propinsi, namun kondisinya sejak beberapa tahun lalu ruas badan jalan rusak parah.
Itulah kebutuhan masyarakat Ropang, namun kehadiran PTNNT seakan menjadi moment untuk menuntut pembangunan dan pengembangan masyarakat di wilayah itu.
Pelajaran yang dapat diambil adalah, kehadiran PTNNT di wilayah itu sejatinya terlebih dahulu memahami apa yang menjadi kebutuhan, kemudian mengerti apa yang menjadi keinginan masyarakat lokal. Tidak hanya terbatas pada masyarakat atau daerah lingkar tambang, namun juga NTB secara umum, agar tidak terkesan PTNNT hanya mengakomodir kepentingan masyarakat secara parsial.
Termasuk hal yang diperlu diperhatikan adalah keinginan masyarakat kabupaten Sumbawa secara luas terkait pembangunan fasilitas konsentrator dan pelabuhan di kawasan Elang Dodo jika nantinya PTNNT bereksploitasi.
“Newmont harus membangun fasilitasnya seperti di Batu Hijau jika akan bereksploitasi, karena kita sebagai daerah penghasil tentunya tidak ingin dirugikan. Kami tidak setuju jika hasil tambang kita akan diangkut melalui konveyor ke wilayah Sumbawa Barat,” tukas Syamsul Fikri, ketua Komisi I DPRD Sumbawa yang diamini anggota dewan lainnya saat pertemuan dengan manajemen PTNNT.
Kesatuan alur keinginan PTNNT dan kebutuhan masyarakat lokal menjelang eksplorasi kembalinya di blok Elang Dodo ditunjukkan pada Musakara Rea Adat Samawa 8 Januari 2011. Presiden Direktur PTNNT Martiono Hadianto.
“Kami akan melakukan sosialisasi secara intensif kepada pemangku kepentingan sebelum eksplorasi dilakukan,” ujar Martiono di hadapan sejumlah pemuka adat Tana Samawa.
Profesionalisme industri tambang berstandar internasional juga diemban PTNNT dengan melayarkan visinya pada empat pilar meliputi penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM), keselamatan dan kesehatan kerja, tanggungjawab lingkungan dan tanggungjawab sosial yang dicetuskan melalui program CSR.
Hal inilah yang sekiranya berorientasi pada karakter lokal yang diemban oleh PTNNT yang juga harus diterapkan oleh seluruh perusahaan tambang yang berinvestasi di NTB. Sehingga keinginan dan kebutuhan masyarakat khususnya daerah lingkar tambang akan jauh dari kemungkinan-kemungkinan terjadinya konflik seputar kehadiran operasi pertambangan seperti yang terjadi di Sumbawa Barat antara masyarakat bersama pemerintah kabupaten versus PTNNT, atau konflik yang terjadi di tahun 2006 di Dodo Rinti.
“Jika perusahaan lain hanya member porsi CSR bagi daerah lingkar tambang, maka PTNNT akan memberinya pada daerah di luar lingkar tambang pula,” janjinya Martiono Hadianto.
Pernyataan Presiden Direktur PTNNT tersebut oleh sebagian besar masyarakat diharapkan dapat terwujud ketika operasi Elang Dodo telah berjalan. Jadi tidak hanya kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, namun propinsi NTB secara umum juga dapat merasakan hasil keberadaan PTNNT dengan segala program-programnya bagi pembangunan daerah ini. Karena selama ini kehadiran industri tambang di NTB dipersepsikan oleh masyarakat hanya sebagai penyumbang devisa bagi bangsa ini saja.
Masih ada masyarakat yang bertanya Newmont telah berbuat apa di Sumbawa dan NTB umumnya? Sehingga wajar jika di sebagian wilayah di NTB seperti di Ropang tahun 2006 dan di Bima di awal tahun ini, kehadiran perusahaan tambang mendapat resistensi yang tak main-main dari masyarakat.
Ketidakpahaman perusahaan atau industri pertambangan terhadap kenginan dan kebutuhan, atau dikatakan sebagai bagian dari karakter lokal, dapat pula memicu maraknya pertambangan tanpa ijin (PETI) yang lebih akrab dikenal dengan Illegal Mining. Bukit Labaong di kabupaten Sumbawa dan Bukit Fakirum di Sumbawa Barat yang diserbu penambang tradisional merupakan representasi dari ambisi serta keinginan masyarakat dan motivasi untuk bisa sejahtera dari hasil tambang.
Artinya, tidak hanya peran pemerintah saja yang harus diintensifkan untuk mencegah illegal mining melalui pengantisipasian dan pemberdayaan, namun juga peran dari dunia industri pertambangan atau perusahaan tambang untuk memperhatikan hal itu.(**)

Nur Kholis
Pemimpin Redaksi Harian Umum Pilar NTB