Powered By Blogger

Senin, 29 Agustus 2011

Amankan Idul Fitri, Polres Sumbawa Siagakan 120 Personel

Bala Kuning Sumbawa.
Jajaran Kepolisian Polres Sumbawa, menerjunkan kekuatan sebanyak 120 personel tersebar di seluruh Kecamatan untuk mengamankan hari raya Idul Fitri tahun ini.
Selain personel kepolisian, pengamanan lebaran kali ini juga didukung petugas dari instansi terkait lain. Pengamanan ini bagian dari operasi Ketupat Gatarin 2011 sejak Selasa (23/8) hingga Rabu (7/9) mendatang.
Di sejumlah titik yang dianggap butuh pengamanan dan pelayanan, Polres telah membaginya dalam 5 titik, antara lain pos pengamanan (pam) di Terminal Alas, Pos Pelayanan di Terminal Sumer Payung, Pos Pemantauan di simpangan Sernu, Pos Pelayanan di simpangan Dinas Peternakan serta Pos Pengamanan di Langam.
Kabag Ops Polres Sumbawa, AKP. Eko Supriadi, mengatakan, pos pengamanan bertugas untuk pengamanan baik arus mudik maupun arus balik, pos simpatik untuk melayani masyarakat dalam hal jika masyarakat membutuhkan bantuan, petugas siap melayani. Sedangkan pos pantau untuk membackup pos pelayanan. Setiap pos pengmanan didukung 18 personil.
Jumlah pos lebaran tahun ini tidak berubah dari tahun lalu, hanya saja pos pengamanan di Kecamatan Empang, dipindah ke Langam karena sering terjadi gangguan kantibmas dan kecelakaan lantas di sekitar kebun jati dan untuk membackup Polsek Moyo Hilir.
Bagi pengendara, Polres menghimbau agar berhati-hati di sejumlah titik rawan kecelakaan, antara lain jalur Alas-Kecamatan Badas, sering ditemui tikungan tajam. Jalur Lape-Empang saat ini sedang proses perbaikan.
“Dihimbau kepada para kontraktor jalan agar jalan yang sudah digali diberikan rambu pengamanan, sehingga masyarakat pemudik mengetahui jalur berbahaya. Kami sudah menelpon dan mereka sudah ditindaklanjuti,” jelasnya.
Mengantisipasi sholat idul fitri, pihaknya akan menerjunkan 30-40 anggota di Pos Pam dan anggota Polsek plus staf Polres Sumbawa untuk mengamankan masjid dan mushollah.
Untuk dalam kota, antara lain di lapangan Pahlawan, Masjid Kampung Bugis, Masjid Polres, Masjid Lempeh, Masjid Darussalam dan Masjid Nurul Maqbullah Labuhan Sumbawa. Setiap tahun Masjid-Masid tersebut dan lapangan Pahlawan dipergunakan untuk Idul Fitri.
Setelah pengamanan di tempat ibadah, personel kepolisian akan bergeser ke tempat pariwisata dan hiburan dari Alas Barat hingga Tarano, bekerjasama dengan Polair untuk mengantisipasi kecelakaan di laut.
Kabag Ops mengingatkan, agar masyarakat mewaspadai tempat rawan seperti Batu Gong dan Saliper Ate.
Untuk menghindari tindakpidana di lokasi wisata, akan didirikan pos gabungan sementara yang terdiri dari Polri, Satpol PP dan aparat desa setempat seperti Karang Taruna.
“Kami menghimbau kepada pengunjung untuk berhati-hati,” terang Kabag Ops.
Ia menambahkan, selama ramadhan ini kantibmas di Sumbawa cukup kondusif. Kondisi ini diharapkan berlanjut, dan tanggung jawab bersama.

Amankan Lebaran, Dishubkominfo Terjunkan Personil

 Bala Kuning Sumbawa
Mendukung proses kelancaran lalu lintas selama lebaran, Dishubkominfo Sumbawa menerjun personil untuk membantu pengamanan oleh jajaran Polres Sumbawa. Pengamanan yang menjadi bagian dari operasi ketupat tersebut dipusatkan di 5 titik.
Kadishubkominfo Sumbawa, Drs.Nurdin, Jum’at (26/8) kemarin, menerangkan, personilnya diterjunkan di Pos Pengamanan di terminal Alas, di Terminal Sumer Payung, Simpangan Sernu, Simpangan Peternakan dan Langam. Di samping pengamanan, petugas juga akan melayani pengendara yang membutuhkan bantuan di jalan. Misalnya pengendara dari luar Sumbawa yang butuh informasi lalu lintas.
Nurdin menambahkan, pengamanan ini diberlakukan sejak H-7 lebaran hingga H-7 mendatang. Pihaknya mengingatkan kepada para pengendara roda empat dan roda dua dua agar mewaspadai sejumlah titik rawan kecelakan, antara lain ruas jalan Alas-Sumbawa, Sumbawa-Langam dan Langam-Empang.
Selain itu, pengendara juga dihimbau untuk selalu mengenakan helm pengaman bagi roda dua, dan sabuk pengaman bagi pengendara roda empat. Selalu memeriksa kesiapan kendaraan, maupun surat-surat kendaraan lainnya. “Pantauan kami, sejauh ini lalu lintas di Sumbawa khususnya di kota masih lancar,” kata Nurdin.

Senin, 22 Agustus 2011

PTNNT Jalin Kerjasama Paket B dan C dengan Diknas Sumbawa

KM Balakuning Sumbawa
Dalam proses perekrutan tenaga kerja, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) menetapkan standar kualifikasi minimal setara SMP.
“Daripada menurunkan kualifikasi pekerjaan, lebih baik meningkatkan kualitas taraf pendidikan masyarakat. Karena itu, program kejar paket B dan C yang dilaksanakan newmont bekerjasama dengan Diknas Sumbawa sangatlah diperlukan,” ujar  Manajer Senior Hubungan Eksternal PT NNT, Arif Perdanakusumah yang diwawancarai di sela-sela  acara buka bersama di Hotel Sernu, Kamis (18/7).

Rencana kerjasama kejar paket B dan C ini, merupakan jawaban atas keinginan sebagian warga Sumbawa untuk bisa diterima sebagai karyawan eksplorasi PTNNT di Dodo – Rinti tanpa harus memiliki ijazah SMP.
Arif menjelaskan, sejumlah pekerjaan di PT NNT membutuhkan kualifikasi pendidikan tertentu.
Karenanya, dalam proses perekrutan tenaga kerja tetap ditentukan kualifikasi tersendiri.
Pihak perusahaan, tegas Arif, juga tidak bersedia menurunkan kualifikasi dalam penerimaan tenaga kerja .
“Dalam melakukan pekerjaannya, para karyawan perlu mengetahui cara mengoperasikan instrument dan peralatan,” kata Arif seraya menambahkan, dengan meningkatnya kualitas masyarakat karena adanya proses peningkatan kualitas taraf pendidikannya, maka kualitas operasional juga akan lebih terjaga.
Dia mengungkapkan, program peningkatan kuliitas pendidikan tersebut, merupakan salah satu program yang akan dipercepat .
Dipaparkan, kondisi di Kabupaten Sumbawa juga hampir sama dengan yang pernah terjadi di KSB saat pertama kali newmont beroperasi .
Bahkan kebanyakan operator PT NNT yang bekerja di Batu Hijau, kata Arif, merupakan jebolan dari program itu.
Di tempat yang sama, Manager Hubungan Eksternal Proyek Explorasi PT NNT, Kasan Mulyono mengungkapkan, guna memperlancar program kejar Paket B dan C yang dipusatkan di daerah sekitar tambang, PT NNT akan menandatangani MoU dengan pihak Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa pada bulan September mendatang.
Dalam program tersebut, kata Kasan, PT NNT akan mengucurkan dana sebesar Rp. 2,1 milyar demi kelancarannya.

Populasi Kerbau Sumbawa Turun 5,77 persen

KM Balakuning Sumbawa,
Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ( mulai 1996 – 2010) populasi kerbau di Kabupaten Sumbawa mengalami penurunan hingga 5,77 persen.
“Penyebab terbesar terjadinya penurunan disebabkan oleh pengalihan fungsi ladang penggembalaan ternak (LAR) kerbau menjadi lahan pertanian,” ungkap pakar ternak kerbau, Prof. DR. Suhubdy dalam seminar pengkajian dan pembibitan ternak kerbau di Kabupaten Sumbawa yang dipusatkan di Wisma daerah, Sabtu 20 Agustus 2011.

Hal itu diketahui berdasarkan pengkajian secara ilmiah di sejumlah daerah di Kabupaten Sumbawa yang menjadi sample .
Dikatakan, Dinas pihak yang menyediakan LAR bukan menjadi tugas dari Dinas Peternakan melainkan tugas masing-masing pemilik ternak.
Selain itu, tambahnya, penurunan populasi juga disebabkan oleh maraknya pencurian ternak, kekeringan, pengiriman ternak ke luar daerah dan kebijakan pemerintah.
Ia mencontohkan dengan adanya program Bumi Sejuta Sapi (BSS) otomatis ternak kerbau menjadi dianaktirikan.
“Mestinya sebelum meluncurkan program, pemerintah harus memperhatikan culture masyarakat Sumbawa yang suka dengan beternak kerbau,” tegasnya.
Pemerintah juga harus menyadarkan pemilik ternak tentang pentingnya ternak bagi perekonomian masyarakat.

Selasa, 09 Agustus 2011

Guru Tidak Tetap (GTT) Sumbawa Membentuk Komunitas


KM Bala Kuning Sumbawa Besar, 10 Agustus 2011, Puluhan Guru Tidak Tetap Se-Kabupaten Sumbawa melakukan musyawarah dalam membentuk Komunitas Guru Tidak Tetap (GTT) Kabupaten Sumbawa, dalam musyawarah di maksud sejumlah Guru Tidak Tetao (GTT) memilih pengurus sekaligus membuat program untuk kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT) di Kabupaten Sumbawa nantinya. Kegiatan ini di laksanakan pada 8 Agustus 2011 bertempat di audiotorium Univrsitas Samawa Sumbawa Besar.
Sofyan (ketua terpilih) memaparkan bahwa maksud di bentuknya komunitas Guru Tidak Tetap (GTT) Kabupaten Sumbawa adalah untuk meningkatkan kepedulian pemerintah terhadap kenirja Guru Tidak Tetap (GTT) yang belum mendapatkan apa yang menjadi hak seorang guru. Untuk itu dengan adanya komunitas ini dapat membantu dan memperjuangkan para GTT di Kabupaten Sumbawa dalam mendapatkan perhatian dari pemerintah Daerah. (moes)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Sekolah Aneh, Guru Lebih Banyak dari Murid

Balakuning, Sumbawa Besar

Aneh tapi nyata. Jika sekolah lain kekurangan guru, maka berbeda halnya dengan SMPN 5 SATAP Uma Buntar.
Sekolah ini justru memiliki guru lebih banyak dibanding siswanya.
Konidisi ironi ini diadukan warga Uma Buntar,  Zulkarnaen pada Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa .
“SMPN 5 SATAP memiliki guru sebanyak 25 orang, sementara siswanya hanya 19 orang,” ungkap Zulkarnaen.

Bahkan untuk membayar insentif Guru Tidak Tetap (GTT) 100 ribu setiap bulan,  Kepala Sekolah setempat menggunakan dana BOS.
Zulkarnaen menambahkan, sekolah itu tidak memiliki rencana kerja termasuk perbaikan komponen dan juga rencana kerja tahunan yang menjadi dasar pengelolaan sekolah.
Dalam membuat rencana kegiatan dan anggaran sekolah RAKS, sebenarnya dana BOS integral dalam RAKS sesuai permen Diknas 37 tahun 2010.
Di samping itu, ada beberapa mata pelajaran seperti bahasa inggris diajarkan oleh dua orang guru. Sehingga guru mata pelajaran kesulitan mengukur standar penyampaian antara masing-masing guru.
Parahnya lagi, papar Zulkarnaen, oknum kepala sekolah setempat juga jarang hadir di sekolah lantaran sibuk mengurus busnya.
Kebijakan unik lainnya yang dilakukan kepala sekolah, ungkap Zulkarnaen,  yakni saat pembagian raport.
Penyerahan nilai siswa oleh guru, bersamaan dengan pembagian raport.
Menanggapi laporan warga, Kabid Dikdas Diknas Sumbawa, A Rahman, SPd menyatakan, pihaknya bersama tim akan turun ke lokasi guna meminta keterangan dari pihak terkait.
Rahman menjelaskan, jumlah guru yang wajib dimiliki SMP SATAP maksimal 6 orang dan seandainya kurang dapat diambil dari guru SD SATAP.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi mengungkapkan, kejadian seperti ini banyak terjadi di Sumbawa khususnya di daerah terisolir.
Untuk itu masyarakat diminta untuk berperan aktif mengontrol setiap masalah yang ada, seperti penggunaan dana BOS, tenaga pendidik dan lainnya.

4 Agustus Hari Kebangkitan UMKM Sumbawa

Sumbawa Besar,  BalaKuning. Padahal UMKM merupakan ageelama ini keberadaan UMKM belum dianggap sebagai sektor yang strategis, oleh sebagian kalangan. Padahal UMKM merupakan agen penggerak sektor riil di daerah. Mengingat produk UMKM merupakan cerminan ketersediaan sumberdaya yang ada dan sekaligus sarana bagi pemecahan kemiskinan di pedesaan.

Sisi lain, produk UMKM ini masih jauh dari standar pasar nasional bahkan mash ditemukan kelemahan administrative.
Hal ini merupakan bukti dinas teknis yang menangani UMKM tidak bekerja berdasarkan aspirasi dan kebutuhan UMKM di Kab. Sumbawa. Bahkan UMKM bekerja tanpa teman, mencari pangsa pasar dan memecahkan problematiknya sendiri seakan dinas teknis tidak ada.
Atas dasar itulah Forum Pelaku UMKM ini dihajatkan didirikan oleh beberapa pelaku UMKM dan secara personal dari unsur pemerintah yang memiliki keberpihakan dan perhatian pada pengembangan UMKM. Forum Pelaku UMKM ini akan menjadi wadah bagi klinik bisnis dan produk dari anggota Forum, sehingga kedepan Kab. Sumbawa memiliki produk UMKM yang secara terencana dan sistimatis memiliki peningkatan kualitas dan kuantitasnya.
Untuk maka pada Hari Kamis tanggal 4 Agustus 2011, Forum Pelaku UMKM melakukan Launching (peluncuran) produk UMKM. Hal ini bertujuan untuk mempertegas identitas UMKM sehingga dapat menarik perhatian pelaku pasar khususnya di Sumbawa.
Acara Launching yang juga dilakukan Bazaar Produk merupakan sarana untuk mempertemukan antara pelaku pasar yakni pemilik supermarket, mini market serta pemilik restoran dan hotel dengan para pelaku UMKM dengan berbagai jenis produknya.
“Pada kegiatan tersebut akan di bazaarkan kurang lebih 30 jenis produk UMKM dengan pelaku UMKM kurang lebih 20-an orang. Sebagian besar produk yang dibazaar-kan merupakan produk pangan diantaranya, Kopi Luwak Batulanteh, Abon Ikan Tuna, Ikan kering Kerapu, berbagai jenis olahan kacang-kacangan, madu hutan Sumbawa, berbagai jenis krupuk khas Sumbawa, dodol khas Sumbawa. Semua produk tersebut secara rasa (taste) sangat nikmat akan tetapi kelemahan di kemasan dan label yang belum member keyakinan konsumen”, Ujar Hasanuddin Ketua Forum Pelaku UMKM sekaligus seorang pengusaha Terasi bakar dari Kec. Tarano.
Pada kegiatan tersebut akan dirangkaikan dengan Seminar dengan Tema ‘Gagasan Kedepan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Coorporate Social Responsibility) untuk Penguatan UMKM Berbasis Agribisnis di Kab. Sumbawa’.
Seminar ini juga akan mempertemukan sebagai narasumber Kalangan Perbankan sebagai sektor yang mampu membiayai UMKM, Kadis Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumbawa, Pimpinan DPRD Sumbawa, PT. Newmont Nusa Tenggara dan Ketua Forum Pelaku UMKM Kab. Sumbawa.
Pada acara ini Bupati Sumbawa menjadi Keynote Speaker sekaligus memberikan arahan bagi pengembangan UMKM di Kab. Sumbawa. Maka hari Kamis tanggal 4 Agustus 2011 kami jadikan sebagai hari kebangkitan UMKM Sumbawa.