Sumbawa Besar , Pengelolaan keuangan daerah yang baik
membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. Untuk itu, kementerian
keuangan terus mengambil langkah-langkah untuk menjalin kerjsama dengan
pemerintah dareah untuk bersama-sama dan terus menerus berupaya meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia, khususnya para aparatur. Serta membangun
kewirasusahaan di daerah, sebagai penopang ekonomi rakyat.
Penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian keuangan dan Pemprop NTB pada hari ini merupakan perwujudan dari komitmen tersebut. Di Sumbawa Besar telah dibangun sebuah institusi pendidikan yakni Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kerjsama pendikan dalam penegelolaan keuangan negara dan keuangan daerah di dareah, akan meletakkan dasar-dasar keuangan yang kuat tentang titik-titik pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Melalui kerjasama tersebut, kata Menteri Keuangan, Agus Martowardoyo, akan ditanamkan pengetahuan yang memadai kepada sumber-sumber daya unggul didaerah agar dapat merencanakan, mengelolah, melakasanakan anggaran secara efekti, efesien, tertib aturan, transparan dan akuntabel. Apalagi diketahui, komposisi APBD kabupaten/kota di NTB 2010 sekitar 6,9 triliun, meningkat di 2011 sebesar 8.4 triliun dan di tahun 2012 sekitar 9.5 triliun. “ SDM yang unggul dan berkualitas merupakan kunci kesuksesan pengelolaan keuangan daerah, termasuk pengelolaan keuangan yang membawa peningkatan perekonomian di daerah dan meningkatkan kemakmuran,”terangnya.
Dalam hal ini terdapat kersama dengan Pemprop NTB yang mancakup seluruh kabupaten/kota di NTB. Dan menjadikan Sumbawa Besar sebagai pusat penyelenggaraan pendidikannya. Yakni penyelenggaran pendidikan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Tantangan bagi kabupaten/kota di NTB adalah mengikuti prestasi pengelolaan yang dilakukan oleh Pemprov NTB. Sebab, pengelolaan keuangan NTB yang diaudit oleh BPK telah mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian. Sepuluh kabupaten/kota di NTB yang belum mencapai opini tersebut, mesti berkomitmen mengejar opini tersebut.
Pengelolaan keuangan yang baik, lanjut Agus, juga tidak lepas pula dari peran aktif masyarakat, agar masyarakat pula dapat memperolah manfaat yang sebesar-besarnya. Sehingga diperlukan upaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi, antara lain melalui pengembangan kewirausahaan. Kewirausahaan memilik andil besar dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan memiliki peran yang sama besar dalam pengembangan ekonomi suatu daerah bahkan suatu negara. Saat ini negara-negara diwajibkan berkompetisi melalui kewirausahaan dan meningkatkan peluang dan pemanfaatkan terhadap SDM yang optimal. Sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam bidang ekonomi. “Saya yakin, pengembangan kewirausahaan di Sumbawa Besar akan menjadi pendorong bagi dunia usaha masyarakat baik mikro, menengah dan makro untuk menciptakan peluang dan memanfaatkan sumber daya yang optimal dan bernilai tinggi,”katanya.
Terdapat beberapa pemikiran dalam pengembangan dunia kewirausahaan. Pertama, pengembangan kewirausahaan akan lebih cepat apabila terdapat rasa kepemilikan yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan di daerah. Hal ini tidak tidak hanya mencakup sumber daya penting namun juga kepemilikan budaya serta modal sosial dan keterampilan yang dimiliki. Dengan pemahamanan yang memadai tentang keunggulan yang dimiliki akan menentukan arah kewirausahaan yang sesuai kondisi dan karakter daerah tersebut.
Pokok kedua, lanjut Menkeu, formulasi cara pengembangan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui sinergi antara pemerintah daerah dengan pusat serta ilmuan dan para cendikia serta pihak terkait lainnya selaku pola kemitraaan. Pengalaman dan praktek yang baik yang pernah dilakukan dapat menjadi referensi dalam mengembangkan kewirausahaan di daerah. Antara lain, keikutsertaaan dalam program pengembangan SDM dan penguatan institusi oleh pemerintah terkait. Pelatihan dengan mengundang para ahli praktisi seperti kalangan akademis pelatihan dengan tema tertentu seperti pelatihan pengelolaan usaha dan manajemen keuangan.
Intinya, kata Agus, interpreneur harus mengembangkan diri lebih dulu sebagai individu yang mempunyai komitment tinggi tidak mudah menyerah dan bisa melihat peluang, bisa mengkaji sumber daya yang ada, memberikan nilai tambah dan yang penting. Serta berani menjalakan usaha Seorang interprenur itu tidak mudah menyerah. Harus bisa terus berjuang untuk mencapai satu nilai tambah dan tidak pernah takut gagal. Kalau gagal, bangkit lagi. “Insya allah interpreneur itu selalu memegang kepercayaan, dari dirinya sendiri lingkungan keuarga dan calon mitra kerja,”tukasnya.
Yang ketiga, pengembangan wirausaha melalui program inkubator kerjasama dengan prusahaan perusahaan swasta yang mapan, yang memiliki program pemberdayaan kewirausahaan . Keempat program magang di perusahaan yang telah matang di daerah yang ada program berkaitan dengan usaha. Kelima kita harus selalu meningkatkan program pemdampingan bagi calon wirausaha. Pihaknya akan merekomendasi jenis usaha yang mempunyai usaha modal ventura untuk lakukan sosialisasi di Sumbawa Besar dan NTB. “Akan dibantu dengan mdal investasi awal , Supaya nanti pelaku interpreneur dapat dibantu untuk modal usaha sebagai pengungkit atau pendorong terjadinya kondisi real pelaksanaan usaha,”ujar Menkeu.
Selanjutnya, ke enam membuka klinik usaha kecil dan menengah sebagai sarana pengembangan calon wirausaha. Pengembangan kewirausahaan melalui mekanisme tersebut akan dilakukan secara bertahap atau secara bersamaan melalui tujuan serta kebutuhan daerah bersangkutan akan memberikan dampak yang berkelanjutan. Pemerintah daerah seyogyanya memiiki SDM yang tepat dan komitmen kuat untuk belajar dan berhasil sehingga akan dihasilkan sumber daya unggulan di daerah. “Sumber daya unggulan tersebut akan menjadi pendorong pembangunan kewirausahaan melalui mentoring dan dapat diteruskan kepada kelompok masyarakat di lingkunganya,”jelasnya.
Berikutnya, perlindungan konsumen. Dengan kemampuan mengaksses sektor keuangan baik dalam bentuk transsaksi keuangan, akses tabungan kredit asuransi dan proguk keuangan laiannya. Dapat dinikmati masyarakat seara luas sesakan akan memiliki peluang untuk memperbaiki kehidupannya. Dengan demikian jumlah penduduk yang kurang mampu diharapkan dapat berkurang dan menjadi masyarakat yang produktif dan bergerak positif dalam pertumbuhan ekonomi. Kerjasama pemeritnah juga melalui inisifati Kredit Usaha Rakyat yang dicairkan sampai Rp. 34 triliun pertahun dan dapat terus diakses oleh masyarakat.
Sementara itu, Gubernur NTB, Zainul Majdi, dalam sambutannya, juga menyatakan, Pemprop menjadikan program 100 ribu wirausaha baru sebagai program unggulan. Belajar untuk menciptakan wirausahaan baru. Sebab makin banyak orang yang berusaha, makin meningkat perekonomian masyarakat. Apalagi Allah telah meluaskan rezki dibidang perdagangan.”Potensi NTB, sangat memungkinkan untuk lahirnya enterprenur itu,”tandas Bajang.
Sebelum acara whork shop di kantor Bupati Sumbawa, Menteri Keuangan RI, Agus Martowardoyo, meninjau kampus Universitas Teknologi Sumbawa (US). Melakukan penandatanganan prasasti dan peninjauan di gedung “mandiri” kampus UTS. Serta meletakkan batu pertama gedung Auditorium UTS. (km)
Penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian keuangan dan Pemprop NTB pada hari ini merupakan perwujudan dari komitmen tersebut. Di Sumbawa Besar telah dibangun sebuah institusi pendidikan yakni Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kerjsama pendikan dalam penegelolaan keuangan negara dan keuangan daerah di dareah, akan meletakkan dasar-dasar keuangan yang kuat tentang titik-titik pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Melalui kerjasama tersebut, kata Menteri Keuangan, Agus Martowardoyo, akan ditanamkan pengetahuan yang memadai kepada sumber-sumber daya unggul didaerah agar dapat merencanakan, mengelolah, melakasanakan anggaran secara efekti, efesien, tertib aturan, transparan dan akuntabel. Apalagi diketahui, komposisi APBD kabupaten/kota di NTB 2010 sekitar 6,9 triliun, meningkat di 2011 sebesar 8.4 triliun dan di tahun 2012 sekitar 9.5 triliun. “ SDM yang unggul dan berkualitas merupakan kunci kesuksesan pengelolaan keuangan daerah, termasuk pengelolaan keuangan yang membawa peningkatan perekonomian di daerah dan meningkatkan kemakmuran,”terangnya.
Dalam hal ini terdapat kersama dengan Pemprop NTB yang mancakup seluruh kabupaten/kota di NTB. Dan menjadikan Sumbawa Besar sebagai pusat penyelenggaraan pendidikannya. Yakni penyelenggaran pendidikan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Tantangan bagi kabupaten/kota di NTB adalah mengikuti prestasi pengelolaan yang dilakukan oleh Pemprov NTB. Sebab, pengelolaan keuangan NTB yang diaudit oleh BPK telah mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian. Sepuluh kabupaten/kota di NTB yang belum mencapai opini tersebut, mesti berkomitmen mengejar opini tersebut.
Pengelolaan keuangan yang baik, lanjut Agus, juga tidak lepas pula dari peran aktif masyarakat, agar masyarakat pula dapat memperolah manfaat yang sebesar-besarnya. Sehingga diperlukan upaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam kegiatan ekonomi, antara lain melalui pengembangan kewirausahaan. Kewirausahaan memilik andil besar dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan memiliki peran yang sama besar dalam pengembangan ekonomi suatu daerah bahkan suatu negara. Saat ini negara-negara diwajibkan berkompetisi melalui kewirausahaan dan meningkatkan peluang dan pemanfaatkan terhadap SDM yang optimal. Sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam bidang ekonomi. “Saya yakin, pengembangan kewirausahaan di Sumbawa Besar akan menjadi pendorong bagi dunia usaha masyarakat baik mikro, menengah dan makro untuk menciptakan peluang dan memanfaatkan sumber daya yang optimal dan bernilai tinggi,”katanya.
Terdapat beberapa pemikiran dalam pengembangan dunia kewirausahaan. Pertama, pengembangan kewirausahaan akan lebih cepat apabila terdapat rasa kepemilikan yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan di daerah. Hal ini tidak tidak hanya mencakup sumber daya penting namun juga kepemilikan budaya serta modal sosial dan keterampilan yang dimiliki. Dengan pemahamanan yang memadai tentang keunggulan yang dimiliki akan menentukan arah kewirausahaan yang sesuai kondisi dan karakter daerah tersebut.
Pokok kedua, lanjut Menkeu, formulasi cara pengembangan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui sinergi antara pemerintah daerah dengan pusat serta ilmuan dan para cendikia serta pihak terkait lainnya selaku pola kemitraaan. Pengalaman dan praktek yang baik yang pernah dilakukan dapat menjadi referensi dalam mengembangkan kewirausahaan di daerah. Antara lain, keikutsertaaan dalam program pengembangan SDM dan penguatan institusi oleh pemerintah terkait. Pelatihan dengan mengundang para ahli praktisi seperti kalangan akademis pelatihan dengan tema tertentu seperti pelatihan pengelolaan usaha dan manajemen keuangan.
Intinya, kata Agus, interpreneur harus mengembangkan diri lebih dulu sebagai individu yang mempunyai komitment tinggi tidak mudah menyerah dan bisa melihat peluang, bisa mengkaji sumber daya yang ada, memberikan nilai tambah dan yang penting. Serta berani menjalakan usaha Seorang interprenur itu tidak mudah menyerah. Harus bisa terus berjuang untuk mencapai satu nilai tambah dan tidak pernah takut gagal. Kalau gagal, bangkit lagi. “Insya allah interpreneur itu selalu memegang kepercayaan, dari dirinya sendiri lingkungan keuarga dan calon mitra kerja,”tukasnya.
Yang ketiga, pengembangan wirausaha melalui program inkubator kerjasama dengan prusahaan perusahaan swasta yang mapan, yang memiliki program pemberdayaan kewirausahaan . Keempat program magang di perusahaan yang telah matang di daerah yang ada program berkaitan dengan usaha. Kelima kita harus selalu meningkatkan program pemdampingan bagi calon wirausaha. Pihaknya akan merekomendasi jenis usaha yang mempunyai usaha modal ventura untuk lakukan sosialisasi di Sumbawa Besar dan NTB. “Akan dibantu dengan mdal investasi awal , Supaya nanti pelaku interpreneur dapat dibantu untuk modal usaha sebagai pengungkit atau pendorong terjadinya kondisi real pelaksanaan usaha,”ujar Menkeu.
Selanjutnya, ke enam membuka klinik usaha kecil dan menengah sebagai sarana pengembangan calon wirausaha. Pengembangan kewirausahaan melalui mekanisme tersebut akan dilakukan secara bertahap atau secara bersamaan melalui tujuan serta kebutuhan daerah bersangkutan akan memberikan dampak yang berkelanjutan. Pemerintah daerah seyogyanya memiiki SDM yang tepat dan komitmen kuat untuk belajar dan berhasil sehingga akan dihasilkan sumber daya unggulan di daerah. “Sumber daya unggulan tersebut akan menjadi pendorong pembangunan kewirausahaan melalui mentoring dan dapat diteruskan kepada kelompok masyarakat di lingkunganya,”jelasnya.
Berikutnya, perlindungan konsumen. Dengan kemampuan mengaksses sektor keuangan baik dalam bentuk transsaksi keuangan, akses tabungan kredit asuransi dan proguk keuangan laiannya. Dapat dinikmati masyarakat seara luas sesakan akan memiliki peluang untuk memperbaiki kehidupannya. Dengan demikian jumlah penduduk yang kurang mampu diharapkan dapat berkurang dan menjadi masyarakat yang produktif dan bergerak positif dalam pertumbuhan ekonomi. Kerjasama pemeritnah juga melalui inisifati Kredit Usaha Rakyat yang dicairkan sampai Rp. 34 triliun pertahun dan dapat terus diakses oleh masyarakat.
Sementara itu, Gubernur NTB, Zainul Majdi, dalam sambutannya, juga menyatakan, Pemprop menjadikan program 100 ribu wirausaha baru sebagai program unggulan. Belajar untuk menciptakan wirausahaan baru. Sebab makin banyak orang yang berusaha, makin meningkat perekonomian masyarakat. Apalagi Allah telah meluaskan rezki dibidang perdagangan.”Potensi NTB, sangat memungkinkan untuk lahirnya enterprenur itu,”tandas Bajang.
Sebelum acara whork shop di kantor Bupati Sumbawa, Menteri Keuangan RI, Agus Martowardoyo, meninjau kampus Universitas Teknologi Sumbawa (US). Melakukan penandatanganan prasasti dan peninjauan di gedung “mandiri” kampus UTS. Serta meletakkan batu pertama gedung Auditorium UTS. (km)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar