Bala Kuning Sumbawa-Sembrawutnya pedagang yang berjualan di depan pasar Seketeng, semakin menambah persoalan di pasar yang letaknya di pusat kota Sumbawa Besar itu.
Ketua Komisi III DPRD, Jamaluddin Afifi menilai, instansi teknis Pemkab Sumbawa terkesan melakukan pembiaran atas persoalan tersebut.
“Keberadaan pedagang yang berjualan di depan pasar Seketeng, terkesan dibiarkan oleh instansi terkait” ungkap Jeff sapaan akrab Jamaluddin Afifi, yang ditemui Jum’at (3/8).
Ia menilai, instansi terkait tidak mempedulikan lingkungan dan tata ruang di pasar Seketeng. Bahkan, warga sekitar pasar sempat hendak melakukan pembongkaran paksa terhadap kios pedagang di depan pasar Seketeng karena dianggap mengganggu kenyamanan dan ketertiban di lingkungan mereka.
Jeef mengaku sempat ditemui warga untuk berkonsultasi mengenai masalah itu. Ia menyarankan agar warga menyurati Pemkab Sumbawa, tapi hingga sekarang ini belum direspon.
“Apakah di wilayah itu tidak ada pejabat yang tinggal, sehingga tidak ada kepedulian dari pemerintah. Jika wilayah itu merupakan perumahan pejabat, lain ceritanya,” ujarnya.
Sementara terkait adanya rencana pembangunan pasar induk di belakang Terminal Sumer Payung, lanjut Jeff, harus disesuaikan dengan RTRW yang ada. Jika perencanaannya asal-asalan, maka DPRD akan menolak usulannya, sebab lokasi yang dimaksud adalah persawahan dan juga merupakan daerah resapan air. Jadi pemerintah harus merencanakannya secara matang.
Ia mencontohkan, lingkungan pasar Seketeng sebelumnya indah. Setelah direnovasi tanpa perencanaan yang matang, maka kondisinya menjadi amburadul.
“Sebaiknya pejabat terkait yang bertanggungjawab terhadap pasar Seketeng mundur saja, jika tidak bisa menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.
Ketua Komisi III DPRD, Jamaluddin Afifi menilai, instansi teknis Pemkab Sumbawa terkesan melakukan pembiaran atas persoalan tersebut.
“Keberadaan pedagang yang berjualan di depan pasar Seketeng, terkesan dibiarkan oleh instansi terkait” ungkap Jeff sapaan akrab Jamaluddin Afifi, yang ditemui Jum’at (3/8).
Ia menilai, instansi terkait tidak mempedulikan lingkungan dan tata ruang di pasar Seketeng. Bahkan, warga sekitar pasar sempat hendak melakukan pembongkaran paksa terhadap kios pedagang di depan pasar Seketeng karena dianggap mengganggu kenyamanan dan ketertiban di lingkungan mereka.
Jeef mengaku sempat ditemui warga untuk berkonsultasi mengenai masalah itu. Ia menyarankan agar warga menyurati Pemkab Sumbawa, tapi hingga sekarang ini belum direspon.
“Apakah di wilayah itu tidak ada pejabat yang tinggal, sehingga tidak ada kepedulian dari pemerintah. Jika wilayah itu merupakan perumahan pejabat, lain ceritanya,” ujarnya.
Sementara terkait adanya rencana pembangunan pasar induk di belakang Terminal Sumer Payung, lanjut Jeff, harus disesuaikan dengan RTRW yang ada. Jika perencanaannya asal-asalan, maka DPRD akan menolak usulannya, sebab lokasi yang dimaksud adalah persawahan dan juga merupakan daerah resapan air. Jadi pemerintah harus merencanakannya secara matang.
Ia mencontohkan, lingkungan pasar Seketeng sebelumnya indah. Setelah direnovasi tanpa perencanaan yang matang, maka kondisinya menjadi amburadul.
“Sebaiknya pejabat terkait yang bertanggungjawab terhadap pasar Seketeng mundur saja, jika tidak bisa menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar